Kamis, 09 April 2020

Gunung Boleng “Kara Nisa Ola”, Gunung Batu Allah, “Salib Atlantis-Kosmogram Atlantis”!


Oleh : Chris Boro Tokan


 

Pendahuluan 
Mencermati dialog Yesus dengan para rasul (khususnya rasul Petrus) dalam injil Matius 16:15-18 tentang “pendirian gereja-Nya”.Begitupun juga dialog Yesus dengan perempuan Samaria tentang “gunung Allah”, yakni perempuan itu merujuk ke gunung pusaka Samaria. “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem tempat orang menyembah” (Yohanes 4:20). Dimaksudkan oleh perempuan itu adalah Gunung Gerizim, lokasi saingan Yerusalem yang tidak jauh dari Sikhem. “Percayalah kepada-Ku”, jawab Yesus, “Saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem” (Yohanes 4:21). Maka terpahami melalui nubuat Yesaya : “Langit adalah tahkta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku, rumah apakah yang kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang menjadi perhentian-Ku?” (Yesaya 66:1).

Merujuk “Ira Bura” (“Takhta Putih”) di “Ile Bolen” bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/penghakiman-mesias-yesus-kristus-melalui-keroko-puken-ile-bolen-kara-nisa-ola-ir/2110589715672264/? menegaskan “Ile Bolen Kara Nisa Ola”, bermaknakan intisari surga tidak tenggelam (“Adonara Nuha Nara Nebon”) dalam keyakinan “Ile Bolen Kara Nisa Ola, Nisa Ola Kara Koli Lolo, Tite Ata Koli Lolo Hena”. “Karang Allah” (“Kara Nisa Ola”) dalam simbol “dada bumi” yang tidak tenggelam, Adonara bdk. Arysio Santos. “ATLANTIS The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost Civilization” , 2005. Penerjemah Hikma Ubaidillah: “INDONESIA TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABAN DUNIA”. Jakarta-Ufuk Press, 2009. hal. 616 ! Di situlah “batu karang Allah” yang sesungguhnya dalam substansi Kitab Suci, yakni “Batu Penjuru”, “Batu Karang Ilahi” simbol Allah melalui diri/raga Yesus Kristus yang terlahir di Timur Tengah, Bethlehem pada 2000 ribu lebih tahun yang lalu. “Batu Penjuru” terwariskan kepada Petrussimbol 12 rasul dan kaum pemercaya (“orang beriman”), umat beriman baik sebagai turunan maupun bukan turunan si Bapa Bangsa Abraham. Siapapun dia dapat menjadi pewaris “batu karang”, penerus tongkat kegembalaan, “gada besi” bahasa Kitab Suci, “gala rerawulan” ungkapan Lamaholot (“tombak mistik geografis”) (bdk. Yohanes 21:15-17, Wahyu 12:5) dan kelak bersama Yesus Kristus dalam memimpin kerajaan 1000 tahun-Nya (hari keilahian ke 3-Nya) bdk. Wahyu 22:1-20, dengan satu syarat sungguh-sungguh menjadi “Ata Dike”, “Manusia Sederhana!”. Karena beriman kepada Yesus Kristus sebagai “Mesias”, “Isa Al MasehI”. Bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/petrus-di-atas-batu-karang-ile-bolen-kara-nisa-ola-aku-akan-dirikan-gerejaku/2309293459135221/?

Gunung Bolen Pilar Asli Allah, Salib Atlantis, Kosmogram Atlantis!
Menelusuri poros sesungguhnya dari Surga Atlantis yang hilang, dapat tercermati melalui makna kata Adonaidan Yahhwe, Yehova sebutan untuk ALLAH. Kata ADON bermakna sebagai TUHAN yang berkuasa untuk “mengadili”. Sedangkan kata ADONAI bermakna sebagai kuasa TUHAN untuk “memerintah”. Dapat terpahami pemaknaan “ADONARA” secara ilahi sebagai kuasa mengadili dan memerintah bagi seluruh alam semesta dengan segala isinya. Makna kata YEHOVAHberarti “Penebus”, yang selalu ada hubungannya dengan jalan penebusan pada umatNya, penyelamatan. Kata Yavana (Jawa) secara harafiah diartikan “pengembara yang berasal dari surga” . Maka dapat tercermati Poros Atlantis yang hilang di Adonai, Tanah Tadon Adonara (Pulau Adonara) simbol wilayah Poros mewakili wilayah perairan Maluku Sulawesi dan Perairan Nusa Tenggara (minus Bali), poros taman eden, tempat diadili Adam dan Eva, serta Lucifer oleh ALLAH. Bandingkan dengan kajian Oppenheimer: Peta Tautan-tautan genetis khusus antara Negeri Asal Austronesia dan Eurasia dan Pasifik Selatan, hal. 298. Dibahas dalam Bab 3 dan 5 tentang Negeri Asal Gen, Bab 6 dan 7 tentang tautan penanda genetis khusus).https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/menelusuri-poros-surga-atlantis-yang-hilang-dalam-makna-kata-adonai-dan-yahwe/172423869488868, dan https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/kehakikian-makna-adonara-melalui-perang-gog-dan-magog-harmagedon-dalam-memasuki-/2135938553137380/
Ungkapan “Umat Pilihan" bahasa Kitab Suci, penyebutan "Ata Lamaholot" untuk “Manusia dan wilayah yang terselamatkan”. Syair "Tite Ata Koli lolon hena" : kita orang-orang pilihan yang selamat dalam simbol "Ile Bolen"= "gunung batu-Ku", gunung ALLAH yang asli: "OLA ILE"! (“Ile Bolen Kara Nisa Ola, Nisa Ola Kara Koli Lolon, Tite Ata Koli Lolon Hena”) bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/ola-allah-roh-0-ola-ile-allah-ilahi-allah-gunung-batu-ku-misteri-allah-tritungga/1863313397066565/. Menegaskan "Timur Terjauh-Barat Terjauh" itu SATU TEMPAT seperti penandasan Arysio Santos (hal.27-28). Satu tempat dalam cermatan yakni di Kanaan Kuno (Israel kuno) aslinya NARA 0 sebagai POROS penunjuk simbol bersemayam sepasang makluk ilahi yang mewujud dan terbagi (“WEKA-DEWA”) dalam KELEN 5 (UTARA)-NELE 5 (SELATAN). Lokasi penunjuk NARA 0 di Wai Raya, KELEN 5 (maskulin) di Nobo Namang, NELE 5 (feminin) di Kemoti, "VERTIKAL". ("Peradaban") sebagai penunjuk gunung SURGA (“Ile Tobang Dua-Woka Sanga Burak”) yang TERBELAH. Gunung SURGA TERBELAH oleh gunung MATAHARI (“Ile Hadun-woka Bolen) yakni gunung BOLEN di akhir zaman Mezosoikum, menegaskan Ile Bolen (gunung Matahari) sesungguhnya pilar asli, pilar poros dunia, pilar asli Allah, lokasi Asli Salib Atlantis, Kosmogram Atlantis yang sesungguhnya!
Tercermati Kanaan Kuno (Israel kuno) aslinya NARA 0 sebagai sepasang makluk ilahi yang mewujud terbagi (“WEKA-DEWA”) dalam KELEN 5-NELE 5. Lokasi penunjuk NARA 0 di Wai Raya, KELEN 5 (maskulin) di Nobo Namang, NELE 5 (feminin) di Kemoti, penunjuk lokasi GUNUNG SURGA TERBELAH. Saat GUNUNG SURGA (Ile Tobang Dua-woka Sanga Burak) TERBELAH oleh GUNUNG MATAHARI (ile Hadun-woka Bolen/gunung BOLEN) di akhir zaman Mezosoikum: maka kediaman NARA 0 menempati puncak kawah dan lereng UTARA dari GUNUNG MATAHARI sebagai wilayah HINGA NARA 0-BAHI LEWO 8 (“Kanaan kuno”). Secara keaslian geografis kekinian menunjuk batas wilayah dari Nobo Lamalota sampai Nobo Deri. Sebagai wilayah dari Kia Kara Bau dan Kia Lali Tokan, terwaris dari PATI GOLO ARA KIA-ARA KIA ILELOLON.

Sedangkan kediaman KELEN 5 bergeser ke Kawah sisi BARAT dari arah SELATAN puncak ILE BOLENG (GUNUNG MATAHARI) yang dikenal dengan RARAN DOPI sebagai wilayah KELEN LEWO 5-KEDA LEWO 7 (“Mesopotamia kuno”). Secara keaslian geografis kekinian menunjuk batas wilayah dari Nobo Lamalota TOBI sampai LEWO KELEN Rian Wale. Terwaris dari PATI LAU TADON-TADON MADAKEN BALA & BEDA WELI SERI-SERI MERIKEN PATOLA. Begitupun NELE LEWO 5 bergeser ke Kawah sisi TIMUR dari arah SELATAN puncak ILE BOLENG (GUNUNG MATAHARI) yang dikenal dengan IRA BURA untuk mencapai dari kawah UTARA melalui RARAN GERAKIT. Wilayah IRA BURA ini sebagai NELE LEWO 5-LAKA LEWO 10 (“Mesir kuno”). Secara keaslian geografis kekinian menunjuk batas wilayah dari Nobo-Deri sampai ke Rianwale Lewo Kelen. Sebagai wilayah sosok “Laba Ipe Jarang” warisan dari leluhur KELAKE ADO PEHAN BEDA-BEDA INA SIKA AMA RIKA.

Wilayah piramida (“Segi Tiga”): “Utara” terletak wilayah HINGA NARA 0-BAHI LEWO 8((“Kanaan kuno”), dengan “Selatan sisi Barat” terletak wilayah KELEN LEWO 5-KEDA LEWO 7 ((“Mesopotamia kuno”), sedangkan “Selatan sisi Timur” terletak wilayah NELE LEWO 5-LAKA LEWO 10 (“Mesir kuno”). Piramida sesungguhnya menegaskan keyakinan MESIR KUNO terhadap DEWA RA (MATAHARI). Inilah sesungguhnya wilayah “Peradaban Awal”, (Vertikal)! Kemudian copynya dalam “Kebudayaan Awal” (Horisontal) yakni feminin (TIMUR) di belahan Timur gunung SURGA yakni "Helan Langowuyo Tanah Laga Doni", sedangkan maskulin di belahan Barat gunung SURGA yakni "Rian Wale" (kediaman purba Lamahoda, Lamanepa, Lama Ile, Rian Hepat, cs), terusan Ile Ludu Timu Kelego sampai “Ile Olak Laga Doni-Pera Arakia Buri Bunga Wutun” (“Bukit Seburi”). Sedangkan Poros pengulangan kebudayaan dalam Lama Tokan-rumpun-rumpun Lama Bahi (Bahi lewo 8).Demikian cermtan tentang skema asli SALIB ATLANTIS, KOSMOGRAM ATLANTIS. “Lewotanah” ! dalam cermatan fislusf Plato sebagai “tata peradaban tinggi masyarakat yang menjadi ibu kandung peradaban dunia”. Dielaborasi oleh Arysio Santos sebagai "Salib Atlantis", "Kosmogram Atlantis"! (hal. 163-278).

SATU PILAR, yakni SATU TEMPAT menegaskan lokasi gunung ALLAH yang asli: "OLA ILE":(“Ile Bolen Kara Nisa Ola, Nisa Ola Kara Koli Lolon, Tite Ata Koli Lolon Hena”) yakni gunung Bolen/gunung Matahari (pembelah Gunung SURGA). Dalam bahasa Kitab Suci "Umat Pilihan", termaknakan melalui penyebutan "Ata Lamaholot" sebagai "manusia pilihan dan wilayah terselamatkan", yakni "Tite Ata Koli lolon hena" : kita orang-orang pilihan yang selamat dalam simbol “ile Bolen"= "gunung batu-Ku", gunung ALLAH! bdk, Injil Yohanes dialog Yesus dengan perempuan Samaria tentang gunung Allah (Yohanes…). Dengan demikian “orang Israel dan wilayah Israel” itu copy/salinan saja dari “Nara 0-Bahi Lewo 8”, terjelaskan dalam sosok leluhur PATI GOLO ARAKIA-KIA ILE LOLON dengan turunan KIA KARA BAU & KIA LALI TOKAN. Kemudian hijrahnya PATI GOLO ARAKIA-KIA ILE LOLON ke “Ile Mandiri-woka Tanah Lolon”, gunung Mandiri (“Larantuka” pengulangan “Hinga”) membentuk tatanan POU SUKU 5-KAKANG LEWO 10, sebagai wilayah DEMON di Lamaholot. Sedangkan KELEN LEWO 5-KEDA LEWO 7 ("Mesopotamia kuno") wilayah kerajaan Adonara ("wuring nai wotan-suba nai leur") bersama NELE LEWO 5-LAKA LEWO 10 ("Mesir kuno") dengan wilayah kerajaan Lima (5) Pantai ("Watan Lema (5)") sebagai wilayah PAJIdi Lamaholot.
Tertelusuri wilayah ASLI dari POROS yakni HINGA NARA 0-BAHI LEWO 8 ("Kanaan kuno") itu menjadi tempat berkumpul berbagai suku dalam lokasi Salib Atlantis (“Piramida”), di waktu terjadi bencana baik saat penyebaran maupun arus balik dari zaman ke zaman. Seperti sebutan wilayah “Witihama” sebagai bagian wilayah dalam “Hinga Nara 0-Bahi Lewo 8” diberikan oleh elite dari Mesir Kuno (Lamahala) waktu itu, terindikasikan dari kisah sejarah “beberapa gelombang arus balik” tersentral di Lamahala-Lamakera sebelum terdistribusikan ke wilayah Poros. Dengan demikian keaslian konflik PAJI-DEMONdi Lamaholot tempo dulu, sesunggunya “mengulang” dalam konflik PALESTINA-ISRAEL, sejatinya KONFLIK TERASLI di WILAYAH POROS yakni "HINGA NARA 0-BAHI LEWO 8” ("Kanaan kuno")!!! Jadi penyelesaian kasus ISRAEL VS PALESTINA di Timur Tengah itu senantiasa bercermin dari penyelesaian kasus substansif seperti “api dalam sekam” di wilayah POROS ASLI yakni “TIMUR TERJAUH-BARAT TERJAUH” dalam hal ini “HINGA NARA 0-BAHI LEWO 8 ("Kanaan kuno")!!!

Gunung Batu Allah, Putri di Timur, Isa Al Maseh
Tercermati Gunung Batu Allah melalui nama purba gunung Boleng yakni “Ile Hadun-Woka Bolen” (simbol maskulin untuk ile/gunung dan simbol feminine untuk woka/bukit) dapat terpahami melalui “rasul Petrus dan para Rasul sebagai pewaris simbol maskulin” sedangkan “Bunda Maria simbol feminine”(tergambar dalam dialog Yesus sewaktu di atas salib dengan Bunda Maria dan rasul Yohanes yang mewakili ke 12 rasul, bdk.Yohanes 19:26-27). Pencermatan ini melalui penyebutan “Woka Bolen” sesungguhnya nama dari gadis supra alami “Kwae Sode Bolen” sebagai pengulangan nama yang paling purba yakni dari “Peni” sampai ke “Sode” (menuju kesempurnaan dalam sosok Bunda Maria), di dalamnya ada nama “Sedo-Barek” bermakna gadis kembar “penghuni karang” (“Sedo”)-“penunggu karang” (“Barek”) bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/menelusuri-maria-mesias-dari-nini-ke-sode-dalam-berero-berero-soru-wada-gikato-s/2078723532192216/?

Terpahami “Putri di Timur” dalam dialog filsuf Plato tentang “Kekaiseran Atlantis yang Hilang” yakni “Edo” (“Edo Baka Heti Timu”) sebagai satu-satunya manusia (gadis) yang selamat dari bencana itu. secara geologis tercermati sebagai “Woka Bolen”. Sedangkan “Poseidon”si Raja, Dewa Air (“Dasi Lali Jawa”= “Pati Golo Ara Kian”) penyelamat “Putri di Timur” itu, secara geologis tercermati sebagai “Ile Hadun”. Sewaktu meletusnya “Ile Hana ne Wana” (“Rian Wale”: “Belahan Barat gunung Surga”) akhir zaman Neozoikum, “Putri di Timur” dikenal “pengulangan” dengan “Sedo” (“Sedo-Barek”) berlokasi di “Lama Lerap” posisi di lereng tidak jauh dari kawah selatan “Rian Wale. Meletusnya “Ile Hana ne Wana” (“Rian Wale”: “Belahan Barat gunung Surga”) dikenal pula dengan “tragedi Ikan Keloba” sebagai penunjuk bencana “Banjir Nuh”. Sekalian merujuk “Ua Beledun” (bekas potongan pohon Ua untuk pembuatan perahu Nuh, yang tumbuh kembali) di sekitar “Kemoti” wilayah belahan Timur gunung Surga.
Makna hakiki “tragedi Ikan Keloba” mengulang dalam “tragedi Ikan Belut” di “Lepan Batan” mengakhiri zaman Pleistosen, dikenal dengan bencana penenggelaman pulau Lembata, terindikasi “bencana hujan api”, Abraham si “Bapa Bangsa” keluar dari wilayah asal. “Tragedi Ikan Belut” di “Lepan Batan” berawal dari seekor “Ikan Belut” yang “diselamatkan” dan “dipelihara” oleh si “Nenek Tua”. Dalam bencana si “Nenek Tua” itu menjadi “tiang batu yang menjadi ciri tanjung “Ata Dei” kekinian (bdk. “Kisah Asal-Usul” orang Lama Lera dalam penelusuran Gregorius Keraf, “Morfologi Dialek Lamalera” (Disertasi):Universitas Indonesia-Jakarta, 1978 hal. 228-231). Begitupun menelusuri putri “Sedo-Barek”, sesungguhnya nama sosok seorang “Putri Karang”. Teridentifikasi sebagai putri kembar di sebut dengan “Putri Penghuni Karang” untuk penamaan “Sedo” dan “Putri Penuggu Karang” untuk penyebutan “Barek” (bdk. Gregorius Keraf, hal. 253). Pemaknaan “Sedo-Barek” sebagai “Putri Karang” terpahami dalam makna “pilar” untuk menegaskan keabadian/kekekalan “Ola”, Allah (“Ile Bolen Kara Nisa Ola”).

“Putri di Timur” dalam dialog filsuf Plato tentang “Atlantis yang Hilang”, tertelusuri di Adonara sebagai “Edo” (yakni “Edo Baka Heti Timu”) di selamatkan oleh “Poseidon” raja lautan (“Dewa Air”) yakni “Dasi Lali Jawa”. Dalam simbol maskulin sesungguhnya “Poseidon” melalui sosok rasul Petrus (“Orang Air/Nelayan”) yang mewakili ke 12 rasul itu, dikenal di Lamaholot, khususnya Adonara dengan nama “Dasi Lali Jawa”, lebih lazim dengan nama purba yang lain“Pati” (“Pati Golo Ara Kian-Arakian Ile Lolon”). “Pati” dengan sosok kembar “Pati-Beda” seperti sosok “Sedo” (“Sedo-Barek”).bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/menelusuri-koda-kirin-isa-al-maseh-yesus-kristus-melalui-gunung-surga-woka-sanga/2030200543711182/. Menegaskan “doa syafaat”, “Aku Percaya” dalam gereja Katolik yang menegaskan keimanan kepada Allah Bapa dalam nama Putra-Mu Tuhan Yesus Kristus, Kami imani teguh“Roh Kudus-Mu, Gereja Kudus-Mu di Bumi, mempelai tersuci Santa Perawan Maria (sebagai Gereja Kudus), kebangkitan badan, kehidupan yang kekal, Amen!”.
Nampaknya Sang Guru Ilahi, “YESUS KRISTUS” mempunyai pandangan bahwa “Dia sendiri yang menjadi pusat tempat suci” dalam “Perjanjian Baru”. Sepertinya “Tanah”, tujuan dari “Perjanjian Lama” adalah “tanah perjanjian”: “Yerusalem Lama” itu “ditiadakan” oleh Yesus. Kekinian dan akan datang, tujuan (“jalan”, “terang”, ”api”) bdk. Yohanes 8: 12-20, “ape rera” (“taran neki”, “rie hiku lima neki”), “Timur” dan tanah (“air”) bdk. Yohanes 4:6-14 , “helan wai” (“taran wanan”, “rie hiku lima wanan”), “Barat” dalam “Koda Lewotanah”, senantiasa dalam diri pribadi Yesus Kristus. Baik Timur dan Barat itu pada (“diri”: “Atan Dike Da’a”) Yesus Kristus, sebagai tanah “Perjanjian Baru”, (“Kerajaan 1000 Tahun/Zaman Akhir” & kelak “Yerusalem Baru-Lewotanah Baru/Akhir Zaman”), “Uma Tukan Wai Matan-Karo Puken” menurut “Koda Lewotanah”, yakni “Poros” bermakna “sumber Air kehidupan” (bdk. Yohanes 7:37-44, bdk. Kitab Wahyu 21:6, 22:1, 17) dan “Pohon Kehidupan” (bdk. Kitab Wahyu 22:2, 19). Karena itu “Bait Allah” di Yerusalem menjadi turun nilainya dibandingkan dengan “Yesus” (“Sang Guru Ilahi”),yang tubuh-Nya adalah “Bait Suci”itu sendiri (Yohanes 2: 21-22), yakni yang “Awal“ dan “Akhir”, “Alpha-Omega” (bdk. Kitab Wahyu 21:6-7), “Asa-Usu” dalam kehakikian pemahaman “Koda Lewo Tanah”.

Kajian tentang Lewo Tanah (Salib Atlantis dan Kosmogram Atlantis)
Sesungguhnya semua Manusia di bumi ini berasal dari Satu dari yang Esa itu (satu kosong/0 yang "menetaskan"). Terjelaskan dalam berbagai bahasa tradisi, keyakinan budaya, filsafat, dan firman dari setiap agama, terkonfirmasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Keyakinan suku bangsa Lamaholot di provinsi Nusa Tenggara Timur yang mentradisi dengan "LewoTanah" terpahamami melalui setiap diri manusia Lamaholot. Bahwa sesunggunya dalam diri, pribadi “Ata Diken” (“Anak Manusia”) mengalir sekian aliran darah leluhur dari generasi ke generasi yang berujung setiap raga kekinian, terwariskan dari keyakinan leluhur yang mentradisi: "Lewotanah!".
Kajian tentang Lewotanah sebagai kedasyatan keyakinan yang mentradisi, dan sesungguhnya keyakinan di “Dataran Poros” (“Ua’ken Tukan Wai Matan Karo Puken”: Nusa Tenggara Timur - Maluku ) dunia dapat terpahami melalui kajian F.A.E. van Wouden (“Sociale Structuurtypen in de Groote Oost”.1935. Diindonesiakan Grafiti Pers. “KLEN, MITOS, DAN KEKUASAAN, Struktur Sosial Indonesia Bagian Timur”. Jakarta- Grafiti Pers. 1985.) dalam relevansi logisnya yang mengemukakan konsep Dualisme Komsos dan konsep Dualisme Sosial sebagai konsep Kelangitan (Laki-laki)yang vertikal saling memotong dengan Konsep Kebumian (Perempuan) yang horizontal, membentuk Salib, sehinnga terjadi perkawinan cross cousin ("kemeta aken geto") dari generasi ke generasi (bdk. hal. 82-159).

Simbol “Salib Atlantis” (“Kosmogram Atlantis”) dalam petunjuk “Koda” Lamaholot dikenal dengan “Lewo Tanah”, termaktub antara lain ritus-ritus yang dalam “tanda petik” sering juga disiniskan sebagai “Kafir” (“Ata Kiwan”) bdk Ernst Vatter. “Ata Kiwan”, Bibiliographisches Institut Ag/Leipzig, 1932. Penerjemah Ny. S.D. Syah. “Ata Kiwan”. Ende-Nusa Indah, 1984. Semuanya di elaborasi secara sistematis oleh Paul Arndt. “Religion auf Ostflores, Adonare und Solor”,1951. Penerjemah Paul Sabon Nama. “Agama Asli Di Kepulauan Solor”, Seri Etnologi Candraditya, No.4. Puslit Candraditya-Maumere, Flores, Cet. Ke- 2, 2009. “Falsafah dan Aktivitas Hidup Manusia di Kepulauan Solor”,Seri Etnologi Candraditya, No. 5. Puslit Candraditya-Maumere, Flores, Cet. Ke- 1, 2003.
Dari dataran Poros (“Ua’ken Tukan Wai Matan Karo Puken”: Nusa Tenggara Timur - Maluku) dunia (kelak membagi ke Timur dunia/dataran Sahul: kep Aru dan Papua dan ke Barat dunia/dataran Sunda: jawa purba mencakup jawa-kalimantan-sumatra) dalam kaitan flora-fauna melalui pembuktian garis wallacea-Weber, yang diperbaiki dengan garis Thomas Huxley menambah dataran Filipina. Dalam kaitan manusia (Ata Diken) sangat berhubungan tatanan "Lewotanah" sesungguhnya substansi "Surga di Timur" menurut Stephen Oppenheimer ("Eden is the East") yang membuktikan antara lain dengan penyebaran Manusia awal di dunia (“EDEN IN THE EAST The Drowned Continent of Southeast Asia”, 1998. Penerjemah Iryani Syahrir, dkk. “EDEN IN THE EAST, SURGA DI TIMUR, Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara”. Jakarta-Ufuk Press, 2010).
Oppenheimer membuktikan penyebaran manusia AWAL dari wilayah Poros (Nusa Tenggara-Maluku) itu melalui kajian GEN orang Asli ((bab 2 hal. 53-96) dan penyebaran Bahasa Austronesia sebagai sumber Asli berbagai Bahasa di Dunia bab 5 hal. 191-244) ke Timur, Barat, Utara, selatan. Sedangkan Aryo Santos menyebut "Salib Atlantis", "Kosmogram Atlantis", dengan mengelaborasi pendapat filsuf Plato mengenai "Tata peradaban masyarakat sipil yang tinggi, sesungguhnya ibu kandung peradaban dunia" (“ATLANTIS The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost Civilization” , 2005. Penerjemah Hikma Ubaidillah: “INDONESIA TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABANDUNIA”. Jakarta-Ufuk Press, 2009) bdk. hal. 163-278.
Semuanya tentang Lewotanah (replika Salib Atlantis & Kosmogram Atlantis) terwariskan melalui mitos-mitos yang mentradisi kepada setiap turunan, yang sesungguhnya berkembang menjadi sumber keyakinan dunia melalui ajaran Hindu/India, Ra/Mesir, Budha: Yin-Yan/Cina sekitar 12- 11 ribu tahun lalu. Berujung kepada “Dua Loh Batu” Musa/Israel skitar 7- 6 ribu tahun lalu . Kemudian terdalami secara filsafat di Yunani sekitar 3 ribu tahun lalu, dan berkembang ke Barat menjadi filsafat barat/Roma dan 2000 tahun lalu menjadi Salib Kristus (replika Salib Atlantis), ke Timur menjadi filsafat timur/Arab dan 1500 tahun lalu menjadi Bulan Bintang (replika Kosmogram Atlantis). Dalam akhir abad 17-18 berkembang dalam ilmu pengetahuan. Pertengahan abad 20 (1945) terumuskan dalam Pancasila.
Salib Atlants, Kosmogram Atlantis, Lewotanah sesungguhnya Pancasila Lamaholot terpahami melalui Ketuhanan (sila 1)supaya semakin nyata berwujud dalam makna kemanusiaan (sila 2), peradaban, vertikal. Keadilan sosial (sila 5) senantiasa semakin nyata tercapai dalam kerakyatan yang berdemokrasi (sila 4), kebudayaan, horisontal. Saling dialektik terintegralistik (Persatuan) supaya sinergik (sila 3): CintaKasih, sebagai poros salib!!!, Allah Tri Tunggal maha pencipta, penguasa, pelindung, pengasih makrokosmos-miskrokosmos (alam semesta-manusia). Cross alam semesta (makrokosmos) vertikal dengan manusia (mikrokosmis) horisontal: SALIB!!! Salib hidup kehidupan!
Terpahami misteri alam semesta melalui makna angka-angka, maka angka 4 itu aslinya 3 plus 1 untuk manusia ilahi (LEWO=4 huruf). Sedangkan angka 5 itu aslinya 3 plus 2 untuk manusia nyata (TANAH= 5 huruf) : "LEWO TANAH" !MISTERI makna asli angka-angka ini terpahami dalam SALIB ATLANTIS, LEWOTANAH sbb:

0 = Poros Salib (Nara 0: Uak Tukan
1 = Ujung Utara Salib (Kelen: Koten)
2 = Ujung Selatan Salib (Nele: Lein)
3 = Uaken Telo-Kahan Ehan (terinetgrasi di Poros Salib)
4 = Lewo ( 4 penjuru : sepasang pilar: di Timur- di Barat) : manusia ilahi
5  = Tanah (pilar ke 5, juga sesungguhnya Poros: manusia nyata karena tercipta sesuai citra-NYA!

Dalam pemaknaan substansif dengan sila-sila PANCASILA sebagai rumusan kesempurnaan bahasa Roh, dalam kelima silanya Ketuhanan (sila 1)supaya semakin nyata berwujud dalam makna kemanusiaan (sila 2), peradaban, vertikal. Keadilan sosial (sila 5) senantiasa semakin nyata tercapai dalam kerakyatan yang berdemokrasi (sila 4), kebudayaan, horisontal. Saling dialektik terintegralistik (Persatuan) supaya sinergik (sila 3): CintaKasih, sebagai poros salib!!!, Allah Tri Tunggal maha pencipta, penguasa, pelindung, pengasih makrokosmos-mikrokosmis (alam semesta-manusia). Cross alam semesta (makrokosmos) vertikal dengan manusia (mikrokosmis) horisontal: SALIB!!! Salib hidup kehidupan !!!
Atlantis Lemuria dan Atlantis Sang Putra
Terelaborasi dari Aryo Santos, “Atlantis Lemuria” yang berakhir 80 ribu-70 ribu tahun lalu, tercermati itu sebagai era PERADABAN ("vertikal'), ALAM yang mendominasi kehidupan, yakni "rerawulan-tanahekan". Kemudian dari 80 ribu-70 ribu tahun lalu itu merupakan era "Atlantis Sang Putra" menurut Arysio Santos, tercermati sebagai era KEBUDAYAAN ("horisontal"), MANUSIA yang mendominasi kehidupan yakni "atadiken". Dialektika PERADABAN ("vertikal'), ALAM yang mendominasi kehidupan, "rerawulan-tanahekan" dengan KEBUDAYAAN ("horisontal"), MANUSIA yang mendominasi kehidupan, "Atadiken" : “Salib Atlantis”, “Lewo Tanah”.

PERADABAN ("vertikal'), ALAM yang mendominasi kehidupan, yakni "rerawulan-tanahekan" gambaran melalui “Hinga Nara 0-Bahi Lewo 8” (kediaman Roh), “Kelen Lewo Lema (5)-Keda Lewo 7”, “Rera-Wulan” (“Langit”) dengan “Nele Lewo Lema (5)-Laka Lewo 10” “Tanah Ekan” (“Bumi). KEBUDAYAAN ("horisontal"), MANUSIA yang mendominasi kehidupan, "atadiken" tergambar melalui “U’aken Tukan: Waimatan Karopuken-Timumatan Reragere” sebagai pengulangan Poros (“Hinga Nara 0-Bahi Lewo 8”). Sedangkan BARAT (“Warate Wakon”, “Taran Wanan”) pengulangan dari UTARA, “Kelen Lau”, “Koten Lau” (Kelen Lewo 5-Keda Lewo 7) pada “Rian Wale” (belahan Barat dari gunung Surga). Berikut TIMUR (“Timu Wutun”, “Taran Neki” ) merupakan pengulangan dari SELATAN, “We’ran Rae”, “Lein Rae” (Nele Lewo 5-Laka Lewo 10) pada “Helan Lango Wuyo” (belahan Timur dari gunung Surga).

“Lewo-Tanah”, “Salib Atlantis”, “Kosmogram Atlantis” aslinya dilokasi “Gunung Batu Allah: Ile Bolen Kara Nisa Ola”, “replika”nya berkembang di India, Lanka, Sri Langka (“Sepasang Pilar di Timur-Sepasang Pilar di Barat, Pilar ke Lima sebagai Poros) 12000 - 11.000 tahun lalu sebagai Poros, dengan Timur di Cina (Yin-Yan), Barat di Mesir (Piramida). Kemudian 7000 - 5000 tahun lalu, Poros bergeser ke Israel dengan 10 Perintah Allah. Kemudian sekitar 3000 tahun lalu di Yunani mendalami secara filsafat, berkembang 2000 tahun lalu di Roma sebagai “filsafat Barat” menjadikan keyakinan “Salib Kristus”, sedangkan Timur di Arab dengan “filsafat Timur”, 1500 tahun lalu menjadikan keyakinan “Bulan-Bintang” sebagai pengulangan Kosmogram Atlantis. Terpahami “pengulangan awal” dalam tradisi Hindu, gunung Meru sebenarnya merupakan Stambha (atau Skambha), yaitu Pilar-Langit Raksasa. Pilar Langit itu disebut Sthavara, yang sebenarnya sama dengan kata Stauros, istilah Salib Kristus dalam bahasa Yunani. Kemiripan aneh ini mengungkap sebuah identitas rahasia gunung Meru (atau Kailasa = Kav-lasa = “Tengkorak” = Calvary) dianggap sebagai penyangga “Pohon Kosmis” di mana “Manusia Kosmis” (Purusha), seperti halnya Yesus Kristus, disalib pada Salib Kosmis.(Bdk Arysio Santos, hal 127) bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/salib-atlantis-lewo-tanah-sepasang-pilar-piramida-yin-yan-dua-loh-batu-filsafat-/1790287664369139/

Yesus Kristus yang sesungguhnya meminjam darah dan daging Bunda Agung Perawan Maria yang merahimiNya secara ilahi. Bunda Agung Perawan Maria sesungguhnya ujung replika sosok gadis Sabu Tana Tukan-Tukan Tena Lolon, mengandung dan melahirkan bayi Yesus 2000 tahun lalu. Bunda Maria menjadi simbol Atlantis Lemuria, Mu yang berakhir 75.000 tahun lalu, beserta misi pemulihan terhadap Atlantis Lemuria hingga kini sampai akan datang dan selama-lamanya. Sedangkan kelahiran Yesus simbol Atlantis Sang Putra, berlanjut kepahlawanan yang ditampilkan Sang Putra (Kristus) dengan pengorbanan Darah dan Nyawa di Kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia dan seluruh isi alam semesta 2000 tahun lalu sebagai pemulihan Atlantis Sang Putra yang berakhir 12000-11.000 tahun lalu, sekaligus Atlantis Lemuria tersimbol melekat dalam diri Yesus melalui “darah” dan “kedagingan” yang dipinjam melalui rahim Bunda Maria. Semuanya sesungguhnya menegaskan misi pemurnian terhadap umat manusia dengan seluruh isi alam semesta kekinian, akan datang dan selama-lamanya. Terpahami, teryakini bahwa sesunggunya Atlantis Lemuria, Mu (Peradaban, vertikal) dialektik (cross) Atalantis Sang Putra (Kebudayaan, horizontal) bermakna Salib Atlantis, Kosmogram Atlantis, Lewotanah.

Terpahami bahwa Roh Allah yang maha suci, gambarannya “O”, “Nara One”, Manusia dari zaman awal atau jiwa kekal yang meliputi alam semesta (sering diasosiasikan dengan Narayana, "putra manusia awal" sesuai keyakinan Hindu), senantiasa tetap abadi suci. Maka alam dan manusia sebagai gambaran penampakan Allah, sesungguhnya suci. Karena kalau tidak suci tentu “rahim” alam dan “hati” manusia tidak menjadi “bait suci” Allah. Tercermati Roh Allah (gambaran melalui “udara” untuk alam, “napas” bagi manusia) hanya berdiam dalam “aliran darah” yang suci. Maka alam dan manusia yang tidak suci lagi, kotor, berdosa biasa pada puncak “kekotoran”, disucikan kembali melalui pengurbanan darah. Era awal setelah taman firdaus melalui pengurbanan darah manusia (“Sabu Tana Tukan-Tukan Tena Lolon”) bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/sabu-tana-tukan-tukan-tena-lolon-taman-surga-eva-ewa-newa-nuha-wato-peni-bunda-m/1840598706004701/ , masa kekaiseran Atlantis melalui lambang pengurbanan darah “banteng”, hukum taurat melalui simbol pengurbanan darah “domba”.
Pengulangan pengurbanan diri (“darah”) manusia untuk penyelamatan alam dan manusia melalui “kedagingan” dari keAllahan Yesus Kristus, sehingga Ia disebut sebagai “Sang Mesias”, “Raja Juru Selamat” bagi manusia, “Raja Sang Damai” bagi manusia-alam dengan Allah Bapa, Raja Semesta Alam karena membebaskan manusia-alam semesta dari belenggu maut iblis. Semuanya itu menegaskan belaskasih Allah, Tuhan, Roh, “napas, kekuatan, energi” kehidupan umat manusia-alam semesta, yang adalah Bapa, “kebenaran”, melalui Putra-Nya pengasih-peyayang dalam “kebaikan” mujizat seluruh kehidupan umat manusia-alam semesta selama-lamanya, puncaknya “pengorbanan darah yang kudus-nyawa yang mulia di kayu salib !!!
Penutup

Terpahami melalui keberadaan peran dan pemaknaan “Nara One (“0”)” dalam keyakinan Hindu, dapat tertelusuri peranan mempelai tersuci perawan Maria (mempelai Roh Kudus). Peran Bunda Maria dalam posisi keduniaan gereja Kristus yang diwariskan kepada rasul Petrus sebagai “Batu Karang” setelah Yesus wafat, 3 hari kemudian bangkit, 40 hari berikutnya kembali ke rumah Bapa di sorga. Peran nyata “Nara” sebagai sepasang manusia ilahi, mengulang melalui diri bunda Maria dan rasul Petrus dan ke 12 para Rasul mewakili semua orang yang beriman kepada Kristus Yesus. Kamus Monier-Williams menyatakan bahwa Nara adalah "Manusia dari zaman awal atau jiwa kekal yang meliputi alam semesta (sering diasosiasikan dengan Narayana, "putra manusia awal". Tertelusuri Nara dan Narayana (Dewanagari: नर-नारायण; IAST: Nara-Nārāyaṇa) adalah sepasang dewa Hindu. Nara dan Narayana merupakan saudara kembar penjelmaan (awatara) Dewa Wisnu di bumi, bertugas sebagai penegak dharma atau kebenaran. Dalam konsep Nara dan Narayana, jiwa manusia Nara adalah pasangan yang kekal dengan Narayana Yang Mahasuci. Sedangkan makna “One” (“0”) sesungguhnya tempat bersemayam “Roh” yakni Sang Maha Penguasa dan Sang Maha Pencipta, bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/awal-mula-peradaban-dan-kebudayaan-dunia-dalam-adonara-nuha-nebon-melalui-pemakn/1955318984532672/

Dengan demikian setiap “Anak Lewotanah”, “Ata Diken” sesungguhhya berkesadaran mendalami: wilayah kuno Israel (hinga nara one (0)-bahi lewo buto (8)), wilayah kuno Mesopotamia (kelen lewolema (5)-keda lewo pito (7)), wilayah kuno Mesir (nele lewo lema (5)-laka lewo pulo (10)) di Adonara. Karena dalam pendalaman itu dengan sendirinya secara fantastis setiap anak lewotanah menegaskan IDENTITAS dan menyatakan EKSISTENSI sebagai SATU KESATUAN yang menyebar ke berbagai belahan DUNIA ("koten pana doan ikung gawe lela"), antara lain replikanya di timur tengah itu. Namun juga tetap ada yang kembali ke poros ("nuan ne balik pupu te tenukak tukan") yakni LAMAHOLOT . Karena bangsa Mesopotamia dan Mesir Kuno menggambarkan wilayah mereka masing-masing jauh melintasi perairan menuju terbitnya Matahari, yaitu di Timur (bdk. Stephen Oppenheimer. “EDEN IN THE EAST The Drowned Continent of Southeast Asia”, 1998. Penerjemah Iryani Syahrir, dkk. “EDEN IN THE EAST, SURGA DI TIMUR, Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara”. Jakarta-Ufuk Press, 2010, hal. 622) bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/mencermati-10-bab-awal-kitab-kejadian-melalui-penciptaan-pohon-kehidupan-ile-

Penegasan Kitab Wahyu Yohanes (Wahyu 22:1-20) mengenai keadaan Kerajaan 1000 tahun sebagai pengulangan keadaan Taman Firdaus, “Surga di Timur” (Kejadian 2:8-10), telah diingatkan oleh nabi-nabi sebelumnya seperti Yesaya tentang kesejahteraan kesehatan bahwa “Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat (Yesaya 29:18). Berikut gambaran indah Zakharia mengenai negeri 1000 tahun, bahwa “Pada waktu itu akan mengalir air kehidupan dari Yerusalem; setengahnya mengalir ke laut timur, dan setengahnya lagi menaglir ke laut barat; Hal itu akan terus berlangsung dalam musim panas dan musim dingin (Zakharia 14:8). Semua nubuat Nabi telah didemontrasikan YESUS KRISTUS semasa hidupnya di dunia, menegaskan cinta-Nya yang luhur, kasih-Nya yang sejati kepada umat manusia. Secara tidak langsung menunjuk gambaran gereja-Nya yang akan datang yakni gambaran “Kerajaan 1000 Tahun” (hari keilahian ke 3-Nya) di awali melalui misteri simbol “Gunung Batu Allah” yang seungguhnya “Ile Bolen Kara Nisa Ola, Nisa Ola Kara Koli Lolon, Tite Ata Koli Lolon Hena”.***

Dataran Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor, Minggu 19 Mei 2019

1 komentar:

  1. BONUS CODES - casino - GMC Travel
    A variety of casino bonuses and promotions are available. 룰렛 배팅 Check out 안전 사설 토토 사이트 our 슬롯 게임 detailed casino promotions for 인천휴게텔 2021. Learn more about Casino 크레이지 슬롯 Cruise

    BalasHapus