Kamis, 09 April 2020

Mengapa “TANA” ekan (“INA” perempuan) sumber konflik “RERA” wulan (“AMA” lake”), menyakiti, “membunuh”?

Oleh : Pino Rokan
 

 
“Nara” … … … …
“Nara” :Rerawulan AMA-Tanaekan INA
Tadon “Rerawulan”-Ado “Tanaekan”
Tadon Ado Nara!

“Pati” lau”Tadon”
Tadon Mada’ken Bala (Peradaban, “rera-wulan”)
Kelake “Ado” pehan Beda
Beda “Ina” Sika “Ama” Rika ((Kebudayaan, “tana-ekan”)

Terpahami dalam makna hakiki kata "NARA", satu kesatuan dengan kata "ADO'N" (makna yang hakiki Adonai=memerintah, Adon=mengadili). Kehakian makna kata "NARA" mengulang dalam keyakinan Hindu. Kamus Monier-Williams menyatakan bahwa Nara adalah "Manusia dari zaman awal atau jiwa kekal yang meliputi alam semesta (sering diasosiasikan dengan Narayana, "putra manusia awal". Tertelusuri Nara dan Narayana (Dewanagari: नर-नारायण; IAST: Nara-Nārāyaṇa) adalah sepasang dewa Hindu. Nara dan Narayana merupakan saudara kembar penjelmaan (awatara) Dewa Wisnu di bumi, bertugas sebagai penegak dharma atau kebenaran. Dalam konsep Nara dan Narayana, jiwa manusia Nara adalah pasangan yang kekal dengan Narayana Yang Mahasuci. bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/allah-nara-raya-masan-raya-raya-labi-ledan-ola-nara-ola-ile-ara-kia-ile-lolon-il/2477724088958823/.
 
Dialektika langit (“Rera Wulan”) simbol jiwa, “tuben mangen” dengan bumi (“Tanah Ekan”) simbol raga, “kakon nawak” oleh surga (“Ua’ken Tukan”) simbol Roh, “eon mekit”, dapat terpahami: Pertama, Roh Allah. Roh Allah jelas menunjuk Roh-Nya Allah yang sama dengan Roh Kudus. Dalam hal ini kita tidak boleh membedakan secara mutlak antara Roh Allah dengan Allah sendiri, sebab Roh Allah adalah Roh-Nya sendiri. Ini satu-satunya keistimewaan yang tidak dimiliki siapapun. Ini hanya dimiliki Allah Bapa (Theos), yang empunya kuasa, kemuliaan dan Kerajaan. Bapa (Theos) ada di tempat yang tidak terhampiri, tetapi Roh-Nya hadir di mana-mana. Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus dalam Yohanes 4:24, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Bapa (“Theos”) adalah Roh, dan Roh-Nya melingkupi seluruh jagad raya ini tak terbatas (“0”). Roh sesungguhnya ada di mana-mana (“pendialektika”), namun tidak ke mana-mana (“dialektika”), bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/adonara-nuha-nara-nebon-langit-adalah-tahkta-ku-dan-bumi-adalah-tumpuan-kaki-ku/2696821003715796/
 
Sesungguhnya “ADONARA”: ADON, ADONAI, ELOHIM, YEHOVAH, yang adalah ALLAH itu sendiri. AKU adalah Alpha dan Omega, Awal dan Akhir !!! dalam simbol terang, sinar, cahaya, yang asli, kekal, hidup yang ABADI! AKU ADALAH AKU (bdk. Keluaran 3:14), bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/raya-ola-masang-raya-ola-ile-raya-labi-ledan-ara-kia-ile-lolon-roh-dalam-ilham-e/2599072866823944/.
 
Adon berawal dari kata “Tadon” dalam konteks peradaban tertelusuri melalui sosok “Pati Lau Tadon-Tadon mada’ken Bala”. Mengulang melalui kata “Ado” terpahami dalam konteks kebudayaan dalam sosok “Kelake Ado Pehan Beda-Beda Ina Sika Ama Rika”. Menyebut sosok “Pati Lau Tadon-Tadon mada’ken Bala” (“maskulin”) senantiasa dalam konteks PERADABAN yang berpasangan (“tidak terpisahkan”) dengan sosok “Beda weli seri-seri meripek Patola” (“feminine”). Sedangkan menyebut sosok “Kelake Ado Pehan Beda-Beda Ina Sika Ama Rika” (“feminine”) dalam konteks KEBUDAYAAN berpasangan (“tidak terpisahkan”) dengan sosok “Patigolo Arakia Ile Lolon” (“maskulin”). Konteks Peradaban dalam kaitan terciptanya gunung Surga (“woka Sanga Burak Ile Tobang Dua”), sedangkan mengulang dalam konteks Kebudayaan berhubungan dengan munculnya gunung Batu Allah (“woka Bolen-ile Hadun”) membelah gunung Surga, bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/tadon-temadan-bala-ile-lolon-ado-meripek-patola-ina-sika-ama-rika-tadon-rera-wul/2582002605197637/.

DIALETIKA Peradaban-Kebudayaan: SALIB: “LEWOTANAH”
Salib Atlantis, Salib Yahudi, Salib Kristus
Kosmogram Atlantis, Bulan Bintang Arab, Bulan Bintang Islam
(bdk. https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/salib-atlantis-lewo-tanah-sepasang-pilar-piramida-yin-yan-dua-loh-batu-filsafat-/1790287664369139/).

Jadi, jika "TANA sumber hidup dan sumber malapetaka bagi manusia", maka itu terjadi sejak Ina "Wae" memakan "karowua" si "Dua Tukan" dan meminta Ama "lake" hode ga'n ne ooo!***

Dataran Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor, 06 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar