Oleh Chris Boro Tokan
Mitos penghanyutan
benua, tidak lain berkisah tentang Bencana Al
am yang didahului
dengan awal mula Peradaban (Langit dan Bumi) dengan berbagai
dialektikanya antara lain bencana. Tidak terpisahkan dengan awal mula
Kebudayaan (Manusia) menempatkan manusia sebagai pelaku utama dalam
proses hidup kehidupannya. Peradaban (Langit dan Bumi) dan Kebudayaan
(Manusia) tidak mungkin terpisahkan, karena saling
dialektik-integralistik-sinergik: bertaut, cross, Salib hidup
kehidupan. Dengan demikian membicarakan Nusa Tenggara Timur dan Maluku
dalam Mitos Penghanyutan Benua, sesungguhnya antara lain menelusuri makna
dan peran serta posisi NTT dan Maluku dalam mitos benua yang hanyut, bencana
gempa bumi, benua tenggelam, Atlantis yang hilang, Surga yang hilang.
Dalam penelusuran demikian, kelak di ujung penemuan, dapat dibuktikan kelak
Nusa Tenggara Timur (sebagai simbol Nusa Tenggara: Kepulauan Sunda Kecil)
bersama Maluku mewakili Indonesia, Asia Tenggara sebagai wilayah Matahari
Terbit dan Matahari Terbenam, wilayah Awal Mula Peradaban
dan Awal Mula Kebudayaan Dunia, (teori Atlantis Arysio Santos), tempat
Surga Timur yang hilang (teori Sundaland Oppenheimer).
![]() |
Dr. Chrispinus Boro Tokan |
Mitos Awal
Mula Peradaban dan Kebudayaan dalam Bencana Debu Air
Awal mula Peradaban dan Kebudayaan tertelusuri antara lain oleh Alan
Woods dan Ted Grant dalam “REASON IN REVOLT: Revolusi
Berpikir Dalam Ilmu Pengetahuan Moderen”, 2006, menyatakan bahwa Ruang
angkasa tidak sepenuhnya kosong. Satu kehampaan sempurna tidak ada di
alam. Ruang angkasa diisi dengan gas tipis, “gas antar bintang” yang
pertama kali dideteksi oleh Hartmann di tahun 1904. Konsentrasi gas dan
debu menjadi semakin besar dan padat di daerah seputar galaksi-galaksi, yang
dikelilingi oleh semacam “kabut”, yang kebanyakan terdiri dari atom
hidrogen, yang terionisasi dari radiasi bintang-bintang. ...Bumi dan
segala isinya, termasuk manusia, seluruhnya dibangun dari pengolahan
limbah debu bintang, besi di dalam darah manusia
merupakan salah satu contoh tipikal dari limbah kosmik yang telah di daur ulang
(hal.279-280). Dengan demikian Langit dan Bumi, berawal mula dari debu
(gas yang tipis) karena ledakan besar (Big Bang) yang berdialeltik menjadi atom
hidrogen (air) dibungkus kabut gas tipis. Kemudian Roh Tuhan melayang-layang di
atasnya (Genesis, 1:2) untuk mengerami, sehingga era itu (zaman archean)
sangat panas, tidak ada/belum ada kehidupan, untuk berproses ke era
kehidupan awal, massa benua (zaman Pangea). Maka itu manusia dikatakan berasal
dari debu (tanah), akan kembali ke Tanah (Genesis,3:19-20), yang
awalnya diciptakan Tuhan sesuai rupaNya (Genesis, 1:26-27 ).
Di Nusa
Tenggara Timur, mitos kepurbaan memandang awal mula terjadinya
Peradaban dan Kebudayaan dalam Bencana Air, dapat terpahami kisah mitos Masan
Doni menghadap Lera-Wulan (Matahari-Bulan), karya Pater
Paul Arndt, SVD, tentang Demon und Padzi, Die Feindlichen Bruder
Des Solor-Archipels, terpublikasi Athropos, Band XXXlll, (1938), hal
1-58, diindonesiakan Demon dan Paji, Dua Bersaudara yang Bermusuhan di
Kepulauan Solor, (2002). “Awal mula adalah sebuah Saburi Bui Woka Paga
Pele. Di situ terdapat sebuah kolam yang disebut Kebou dan
sebuah mata air yang terkenal dengan nama: Wai Tiu Belu Kea Banu
Gelong Hukang Naluk, Belu Kea Kedu, Hukan Naluk Wadan. Kemudian muncul bumi,
lumpur mengering, ketam membeku, munculah
daratan dan timbulah karang laut. Waktu itu hanya ada dua orang: Masan
Wahane dan Peni Masan Dai. Keduanya beranak kembar, seorang perempuan
dan seorang laki-laki. Nama mereka mengikuti nama Bapa-Mama. Keduanya
menjadi suami isteri. Waktu malam hari Peni Masan Dai merasa sakit perut,
ia pergi tidur. Ketika anak-anak dilahirkan, sebatang pohon kelapa
tumbuh, mendorong anak-anak itu ke atas. Kedua anak itu duduk di puncak
pohon kelapa. Tat kala lapar mereka makan buahnya, waktu haus mereka
minum airnya. Ketika bumi hancur berantakan, manusia semua mati
kecuali mereka berdua. Seekor ular menjaga pohon kelapa,
seekor rusa menopang pohon kelapa, kayu dan batu, agar
tidak tumbang. Ular dan rusa terus menjaga kedua anak di puncak kelapa itu
agar tidak dimakan oleh buaya dan ikan besar. Ketika tanah
kering, keduanya hendak turun ke tanah. Satu setengah bulan
kemudian, barulah tanah kering. Keduanya turun ke tanah , berjalan ke
sana ke mari , dan mereka bertemu dengan sepasang belalang yang
sedang kawin. Keduanya berujar, kita juga berbuat demikian. Jadilah kedua
bersaudara itu suami isteri. Keduanya mendapat dua orang anak yang diberi nama Sira
Demon dan Sira Paji. Ibu dan Bapa mereka kemudian memperanakkan lagi
dua orang puteri. Demon dan Paji berselisih karena mau kawin dengan
saudari mereka. Karena sang Kakak hendak memperisteri kedua perempuan itu. Sang
Adik tidak setuju, sebaiknya masing-masing mengambil seorang menjadi isteri.
Akibatnya keduanya berpisah, Sang kakak mendiami wilayah Paji,
adik tinggal di wilayah Demon. Kakak menurunkan orang
Paji, adik melahirkan masyarakat Demon”, (hal. 19-21).
Akibatnya keduanya berpisah, Sang kakak mendiami wilayah Paji
(Air, Lautan, Pesisir), sedangkan adik tinggal di wilayah
Demon (Darat, Daratan, Pedalaman) masing-masing wilayah masih
dalam satu Benua (yang kelak hanyut) berada di
bagian Selatan Katulistiwa arah Timur. Dalam telusuran kisah,
kelak Kakak menurunkan orang Paji, simbol masyarakat
peisisir, pulau-pulau di bagian Selatan Katulistiwa arah Timur
Dunia. Sedangkan adik melahirkan masyarakat Demon”, simbol
masyarakat daratan, wilayah pedalaman luas benua di bagian Utara-Selatan
Katulistiwa arah Barat Dunia. Turunan Sira Demon atau yang
mewaris Sira Demon kelak juga menempati bagian Utara Katulistiwa arah Timur
Dunia. Kerangka migrasi turunan Sira Paji dan Sira Demon
ini, tentu menjadi penuntun untuk memahami roh mitos penghanyutan benua
(benua yang hilang). Sekaligus menegaskan bahwa benua yang hanyut itu berada di
Nusa Tenggara-Maluku, Indonesia Timur, (Asia Tenggara). Kelak
terbuktikan Kepulauan Solor Purba sebagai Poros Benua yang
hanyut itu, Atalantis yang hilang.
Alan
Woods dan Ted Grant menyatakan bahwa
“Gejala-gejala seperti gempa bumi, sejak awal kehadiran manusia telah
mengalami ledakan gunung yang mengungkap kekuatan maha dasyat yang
tersumbat di bawah permukaan Bumi. Namun gejala-gejala itu selalu disebut
disebabkan oleh para dewa. Poseidon (Neptunus) adalah “sang
pengguncang bumi”, sementara Vulcan (Hephistes) adalah dewa pandai
besi yang pincang, berdiam di perut bumi, dan menyebabkan gunung meletus
setiap kali ia mengayunkan godamnya (hal.286). Sedangkan di Nusa Tenggara
Timur dalam mitos Masan Doni menghadap Lera-Wulan (Matahari-Bulan), mitos
dari Kepulauan Solor mengisahkan bahwa, Lera Wulan
sangat terkejut ketika melihat Masan Doni. Ia berkata kepada
Raja Masan Doni: “Ku mengira aku seorang diri saja di sini, ternyata engkau
masih ada”. Raja masan doni menjawab: “Ya, seperti yang engkau lihat, aku masih
ada. Ketika masih kecil, aku sudah mempunyai janggut”. Lera
Wulan berkata kepadanya: ”Oleh sebab itu namamu sekarang Doni Dunia, dan harus
menjujung bumi dengan kepalamu”. Maka Masan Doni menunggang seekor kerbau
dan meletakan bumi di atas kepalanya. Lama kelamaan ia menjadi letih dan
menggoyang tubuhnya. Itulah sebabnya terjadi gempa bumi, (Paul Arndt,
hal. 27).
Mitos kepurbaan dan kedasyatan terjadinya bencana banjir yang
menyebabkan orang-orang menyelamatkan diri dengan berbagai cara, antara
lain ke puncak gunung dan burung penemu, ditelusuri oleh
Stephen Oppenheinmer dalam karyanya “EDEN IN THE
EAST The Drowned Continent of Southeast Asia” 1998, diindonesiakan “EDEN
IN THE EAST, SURGA DI TIMUR, Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara”
2010, ternyata menjangkau hingga jauh ke selatan
di Indonesia Timur, yaitu Pulau Roti di Nusa Tenggara.
Seekor Elang Laut menaburkan sebagian tanah
kering ke air dan manusia serta keluarganya turun dari gunung ke daratan
yang baru. Kemudian elang laut itu menemukan berbagai benih tanaman pertanian
sehingga mereka bisa bercocok tanam(hal.425-426).
Namun mengapa sebuah bencana dasyat terjadi, tertelusuri senantiasa
muncul mitos-mitos purba di seluruh muka bumi dengan berbagai versi. Melalui
penelusuran Genealogis dan Kebahasaan, Oppenheimer
telah membuktikan bahwa asal berbagai mitos dengan segala versinya yang
memaknai berbagai kisah tentang awal terjadinya langit dan bumi dengan
segala isinya termasuk manusia, bermula di wilayah Kepulauan Sunda Kecil
(Maluku dan Nusa Tenggara) sebagai bagian Indonesia, wilayah Asia Tenggara.
Sedangkan dari telusuran mitos dan geologi, Arysio Santos menegaskan
Atlantis Yang Hilang itu berada di Indonesia, dan menyatakan Indonesia ternyata
tempat lahir Peradaban Dunia dalam bukunya "ATLANTIS The Lost Continent
Finally Found", The Devinitive Localization of Plato's Lost
Civilization (2005), diindonesiakan menambah subjudul: INDONESIA
TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABAN DUNIA (2009).
Mitos
Bencana karena Ekor Ikan Raksasa
Di kalangan orang Amarasi di Pulau Timor bagian Barat Daya
menyimpan kisah terbentuknya garis pantai tempat itu. Konon oleh Ikan
raksasa yang menghancurkan tanah daratan itu dengan ekornya. Ikan itu
menjadi Ikan Paus dalam kisah lain dari Maluku Tenggara, yang
menjadikan sebuah danau di Kepulauan Kei Kecil. Dalam versi kisah
penghancuran Pulau Timor oleh seekor Ikan Raksasa ini, dapat bersambung kisah
dengan di ujung Pulau Timor bagian Timur (Oppenheinmer,
hal. 405-406).
Jauh di ujung Pulau Timor bagian Timur, para penduduk menyimpan
kisah bahwa terbentuknya wilayah mereka karena seekor Ikan Gergaji ganas
yang menghancurkan pulau yang jauh lebih besar, yang bernama Luondona-Wetrili.
Tersisa pulau kecil Luang dari bekas pulau tersebut. Terkisahkan hidup
dua orang Laki-laki yatim kakak beradik, yang kakak tinggal dengan seorang Raja,
sedangkan adiknya bersama seorang Nenek Tua (Perempuan). Anak terkecil
sebagai simbol orang baik, yang pernah menyelamatkan seekor Ikan Gergaji
dari kematian, membuat mereka berkenalan dan bersahabat abadi. Dalam sebuah
kompetisi, terjadi permusuhan kedua bersaudara, berujung
kekalahan si adik yakni tenggelam di laut. Ikan Gergaji yang pernah ditolong
merupakan Raja Lautan, menyelamatkan sang adik dari dasar laut, dan
membawa kembali ke Luondona. Membalaskan kekalahan si adik dengan
menghancurkan beberapa tempat, memisahkan Leti dari Timor Timur,
menghancurkan kepulauan asli Roma menjadi sekumpulan pulau kecil. Karena
sang Kakak melarikan diri membawa tunangan dari adiknya, maka Ikan Gergaji
menyelamatkan keluarga yang dilindungi dari utara (Damar), lalu menenggelamkan/menghancurkan
seluruh benua. Berhubung daratan yang tersisa hanya sebuah pulau kecil
(Pulau Luang), maka penduduk bermigrasi, begitupun klan dari jauh
setelah bermain lempar dadu, juga meninggalkan Luang (Oppenheimer,
hal.406-407).
Berlanjut kisah Ikan sebagai penghancur atau pembuat bencana dimunculkan pula
oleh orang-orang Lamalera di Pulau Lembata bagian Selatan.
Sebagian orang Lamalera menyebutkan kedatangan mereka dari tempat yang jauh
Sera-Gora (Seram dan Gorom), Abo, Mua (Ambon, Muang),
Nila, Roma, Wato Bela, dsbnya, tiba di Keroko Puka.
Kemudian dari Keroko Puka, bermigrasi lagi ke Pulau Lepan dan Pulau
Batan. Migrasi dari Lepan Batan berawal dari seorang Nenek Tua
dengan Ikan Belut yang ditangkapnya. Namun belut itu tidak dimatikan,
sehingga nenek itu berubah pikiran sewaktu sampai di rumah untuk memeliharanya
sebagai pengganti anak. Kemudian berproses menjadi bencana setelah
belut itu besar (belut raksasa), karena memakan setiap anak
kecil yang ditinggalkan orang tua saat ke kebun. Belut itu bersembunyi di dalam
randu hutan, dan dengan alat pemanas besi di masukan ke dalam untuk
membunuh belut itu. Randu hutan itu tumbang, air laut naik, terjadilah bencana.
Bencana itu menyebabkan mereka bermigrasi kembali, ada yang melalui darat, dan
ada yang melalui laut, sampai sebagian mendiami Lamalera sekarang. Nenek Tua
dengan Ikan Belut yang membuat bencana itu, dibiarkan berjalan kaki sedang
menangis, berdiri di tanjung Ata Dei sekarang, sedangkan yang lain ke Atafolo
Lodobelolong, Keroko Puka, Lewo hajo (di atas Lebala sekarang), ada yang
ke sebelah Utara, juga ada yang ke Pulau Pantar (Gregorius Keraf,
Disertasi Morfologi Dialek Lamalera, UI, Jakarta, 1978,
hal.227-239).
Di sebelah pulau terdekat, Alorese mengisahkan hancurnya pulau lain di
dekat pantai mereka oleh seekor Ikan. Sebagian orang Alor melacak
kejadian bencana di maksud, lalu berkeyakinan bahwa pulau yang tenggelam
sebagai tanah kelahiran mereka sebelumnya. Para penduduk yang tidak berbahasa
Austronesia ini, memiliki bahasa yang sangat mirip dengan penduduk Timor. Jauh
di sebelah Timur terbentang Pulau Atauro yang menjadi wilayah Timor
Timur. Banyaknya lubang dan gua di pegunungan yang dikisahkan disebabkan
oleh seekor Belut raksasa, yang diburu oleh nenek moyang salah satu dari
tiga orang yang tinggal di pulau tersebut. Mereka beranggapan bahwa
Atauro dahulu adalah bagian dari sebuah daratan yang lebih besar bernama Timor
dan Pulau Kisar di dekat mereka yang jauh di sebelah timur juga salah
satu bagiannya (Oppenheimer, hal. 406).
Kaitan Nenek Tua yang menghidupkan kembali si Adik yang mati tenggelam di
dasar laut dalam perkelahian dengan si Kakak dalam mitos penghancuran benua Luondona-Wetrili.
Tertemukan mitos Ikan menghidupkan orang meninggal melalui Stephanus
Ozias Fernandes, SVD dalam bukunya “KEBIJAKAN MANUSIA NUSA
TENGGARA TIMUR DULU DAN KINI” (1991). Di pulau Solor bagian
Timur, kampung Wulublolong yang terletak di pinggir pantai, Ikan
menjelma menjadi manusia yang menjadi pengasal suku Lewo Nepa. Bermula
dari hukuman pembuangan di hutan yang dialami raja Sarilapang. Setiap hari
mengisi waktunya dengan berburu yang ditemani oleh ketujuh ekor anjingnya.
Suatu dalam perburuan melihat seekor ikan “karoo lepa nina” tergantung
di pohon “kerore”. Ikan itu diambilnya dan digantung di kediamannya,
kemudian ia kembali berburu. Saat pulang berburu ia melihat sudah
tersiapkan makanan untuknya. Kejadian yang sama terus berlangsung di
hari-hari berikutnya, sampai hari ke 3 ketahuan bahwa Ikan itu seorang gadis.
Akhirnya mereka menikah, sampai suatu saat si Karoo itu diutus untuk
menemui orang tuanya di laut demi meminta guna-guna. Guna-guna untuk mengatasi
anak muda yang nakal, sekalian untuk menghentikan pencurian buah kelapa. Si
Karoo berjanji bahwa paling lama 7 hari dia sudah kembali dari dalam laut.
Namun karena keterlambatan menempati janjinya, maka Siralapang putus asa dan
membunuh ke 7 ekor anjingnya lalu menutupi dengan daun, sesudah itu ia juga
menggantung diri. Ketika isterinya kembali membawa guna-guna, maka suaminya dan
ketujuh ekor anjing yang sudah mati itu dihidupkan kembali dengan guna-guna
itu. Demikianlah dari mereka berasal suku Lamanepa sekarang (hal.
122-123).
Alorese itu (Kepulauan Alor) dalam pemaknaan purba menyatu
wilayah Kepulauan Solor (Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau
Lembata) yang mencakup pula Pulau Flores. Orang-orang yang
mendiami gugusan kepulauan itu sampai kekinian dikenal dengan ATA LAMAHOLOT
(orang lamaholot). Orang Lamaholot dengan segala generasi turunan,
kekinian teridentifikasi menjadikan Kepulauan Solor dan Daratan Timur Nusa Nipa
(Pulau Flores), sebagai pusat peradaban, yang tertelusuri menyebar ke seluruh
Nusa Nipa. Nusa Nipa, Nusa Ular merupakan nama mitologik
pulau Flores yang di temukan oleh Petu Sareng Orin Bao alias Pater
Piet Petu, SVD (almarhum) dalam bukunya: “NUSA NIPA WARISAN PURBA”
(1969). Petu Sareng Orin Bao sendiri dalam bukunya (hal. 221),
mengungkapkan kegusarannya, merasa aneh, kenapa nama Nusa Gede (Nusa
Nipa), Pulau Flores, dinamai selaras dengan nama-nama nusa cilik, misalkan
dengan nama nusa Solor, nusa Ende.
Mitos
Bencana melalui Tombak sebagai Senjata Geografis
Kegusaran Petu Sareng Orin Bao atas tidak terkenalnya nama Pulau Flores
dalam lintasan Zaman Prasejarah, rupanya menjadikan salah satu alasan untuk
menelusuri nama asli, nama purba Pulau Flores, yang ditandaskan sebagai NUSA
NIPA. Walaupun nama, sebutan purba pulau flores itu sendiri
sesungguhnya adalah NUSA SOLOT, PULAU SOLOR, seperti yang
ditandaskan dalam bukunya (hal 221), bahwa:”…Sebagaimana diutarakan tahun 1287
penanggalan Caka mengachirkan masa prasedjarah Nusa Nipa oleh pemberitaan nama
purbanja Solot. Sedjak itu Nusa Nipa menjadi Nusa bersedjarah, dikenal
dengan nama Solor atau Solot. Tetapi terhentinja zaman prasedjarah itu tidak
mutlak dalam arti bahwa Nusa nipa dikenal merata dalam naskah-naskah tertulis”.
Dalam penuturan Marselinus Nurat Maran dan Hendrikus Regi Maran,
menyangkut Kepulauan Solor Purba, melalui ungkapan kata Lamaholot yang
sebenarnya adalah: Lama Ho Olot. Kata Lama berarti: Suku atau
Kelompok, sedangkan Ho Olot berasal dari kata: Hong dan Olot. Kata hong
artinya: Muncul atau timbul atau naik. Sedangkan Olot artinya: bergulung atau
bergelombang. Jadi Lama Ho OLot (LAMA HO LOT) berarti kelompok atau suku yang
di hanyutkan atau di bawa oleh arus dan gelombang sampai terdampar di pantai.
Suku atau kelompok yang dibawah oleh arus dan gelombang dari tengah laut (suku
atau kelompok dari kerajaan Wato Wan Pito Tanah Parak Wade Lema).
Ada dua suku atau kelompok yakni: 1. Dibawah oleh: Kopong
Kuda Wulin Rua Mamung Gojak Taran Pito, yang terdampar di Nuha Atah Latalah
(Werah Miten Jabon Tameng, Keroko Pukang Lapan Batan Tanah Nusar Eban Belen/Alor).
2. Di bawah oleh: Ama Sadi Boli Burak singga di Ile Belega
Lega Woka Banole-Nole, kemudian berlayar lagi dibawah oleh arus dan
gelombang sehingga terdampar di Pita Belen yakni: Gede Rade Onen.
Kemudian Ama Sadi Boli Burak menancap lembing (tombak) di pasir putih
dan menamakan dirinya "Ama Sadi Hading Gala". Akhirnya sampai
sekarang di sebut: Teluk Sina Hading Gala (Teluk Hading).
Kemudian Ama Sadi Hading Gala membawa suku atau kelompoknya untuk Tonga Ile
Geleng Woka, Seban Neban Raja, Soba Sagu Tuan terhadap Regi Belen dan Kaum
Ile Jadi di kerajaan Eli Matan Pito Eli Lotak Leluari. Dalam Ae Arah
Soba Sagu, Seban Neban Tonga Gelen Raja Tuan Ile Belen, Ile Talu Suban Woka Ban
Doni Mandiri Tanah Lolon, maka Regi Belen merasa kasihan terhadap Kaum Lau
Lewa Luat Dai. Akhirnya Regi Belen menyampaikan beberapa hal terhadap kaum
Lau Lewa Luat Dai (suku atau kelompok yang di pimpin oleh Ama Sadi Hading
Gala), sebagai berikut: 1. Membangunkan pemukiman untuk suku/
kelompok Ama Sadi Hading Gala dengan nama Lewo Belen (disamping ile
mandiri). 2.Regi Belen menamakan lima nuha bao bajat nebon, sebagai
persiapan penempatan seluruh suku/ kelompok lau lewa luat dai dengan nama suku/
kelompok menjadi satu yaitu lewo lamaholot tanah ekan bura wakon terdiri
dari: 2.1.Wato rain tanah adam (ile mandiri) mencakupi: baipito lewo lema,
rarantukan demon pagong, titehena, ile bura, wulan gitan, dan tanjung bunga.
2.2 Werah miten jabon tameng (alor). 2.3. Solor rera gere
(lembata).2.4. Solor tega rua (solor), .2.5. Solor rera lodo
(adonara). 3. Regi belen ingin menyatukan kiwan watan sadik
sare, puna tupat mopo rorit, ihiken noon selaka lapiten noon belaon dein lewo
wani tanah hone koke padak bale perik nuba mula bale pake lewo lein tanah pake
suku lain wun. 4. Regi Belen ingin wekan hukat tanah duga dawin
ekan untuk ata lamaholot sedangkan tanah kolen ile ekan matan woka adalah dia
yang sebagai penguasa tunggal (milik Regi Belen dan kaum ile jadi). Dimaksudkan
kaum ile jadi yaitu, sebagai berikut: 1) Bagi Regi Belen yang
keturunan dari nurat belen dan ia mati tanpa keturunan. 2) Barekama
Matan Petala, yang menurunkan, Dihe Ehe Ama dan Ojan Barekama, yaitu suku Ama
MARAN yang kini berada di lewo ema bapa BAIPITO yaitu, lewo mudakaputu tanah
ledo lolon lou koke ile bale woka, nuba sadi lakin bela hara geka!
Pada prinsipnya Lamaholot berasal dari lau lewa luat dai,
ata lamaholot (orang lamaholot) datang dan bermukim dengan orang-orang
keturunan Ata Latalah baik di wera miten jabon tameng (alor) maupun di
wato rain tanah adam di kerajaan Eli Matan Pito Eli Lotak Lelu Arin, Ra’a mean
keleka eban Ile Mandiri. Kata “ata latalah” bermakna orang-orang
dan tanah kediamannya yang di wariskan oleh seorang leluhur yakni Oka Paji
Bara Lali yang adalah anak dari Leu Kumang horong Girek dan Bota
Dike Pine Sare. Manusia pertama yang melahirkan peradaban dunia. Nuha
Bao Bajat Nebon ata Latalah di sana terdapat sebuah Lewo (kampung) yang bernama
Werah Miten Jabon tameng, kampung ini kemudian tenggelam sehingga dapat di
pastikan dengan tenggelamnya tempat ini, maka tenggelam pulalah peradabaan awal
mulanya dunia, demikian Marselinus Nurat Maran dan Hendrikus Regi Maran dalam
situs blog. mereka.
Kekunoan yang lebih tua dari ungkapan Lamaholot untuk menyebut wilayah
kepulauan itu tentu Solor (dari kata Solar: sinar Matahari) sehingga
dikenal dengan Kepulauan Solor (Adonara, Alorese, Solor, Lembata).
Dalam dialketika berubah menjadi Solot sehingga disebut Kepulauan
Solot yang mencakup (Adonara, Solor, Lembata, Flores), namun dalam spirit
penyebutan purba Lamaholot tentu mencakup pula Flores dan Alor. Dengan
demikian mencakup gugusan kepulauan Purba yang memanjang dari Alor, Lembata,
Adonara, Solor, sampai Labuan Bajo (Flores), bandingkan dengan Petu
Sareng Orin Bao bukunya: “NUSA NIPA WARISAN PURBA” (1969).
Tombak sebagai senjata geografis yang mengakibatkan bencana,
tertemukan pula mitos pada masyarakat Pulau Sumba. Bahwa ada seorang
penguasa mistis dari seberang bernama Tulleka Tana Moto Kawinne,
dengan gelar “Rato Ndima” menjelama menjadi seekor babi, sewaktu
malam mencuri (memakan habis) ubi keladi di kebun seorang kemanakan dari Umbu
Bobo di Sumba Tenggara. Kemanakan itu marah dan meminjam tombak
keramat milik Umbu Bobo untuk menunggu datangnya kembali pencuri
di malam berikutnya, dan berhasil menombak pencuri itu. Rato Ndima dalam
jelmaan babi yang terkena tombak, menghilang dengan tombak yang tertancap di
badan, namun meninggalkan jejak sampai ke pantai. Umbu Bobo memarahi
kemanakannya dan menuntut untuk segera ditemukan tombak keramat itu. Maka dalam
pencarian sesampai di pantai, kemanakan tersebut bertemu seekor Kura-kura
bernama “Rato Ghonu” yang membantunya untuk mencari. Pencarian mereka
sampai di kerajaan Rato Ndima, menemui Rato Ndima dalam keadaan
sakit parah. Segala usaha untuk kesembuhan Rato Ndima, ternyata sia-sia. Rato
Ndima berjanji untuk memberikan apa saja diminta kepada kemanakan Umbu Bobo,
apabila ia dapat menyembuhkannya. Kemanakan Umbu Bobo berhasil menyembuhkan
Rato Ndima dengan berhasil mencabut tombak keramat yang tertancap di badanya.
Ditunjukan kepada Rato Ndima barang lain sebagai penyebab sakit, dan
disembunyikan tombak keramat itu. Sebagai balas jasa kemanakan Umbu Bobo meminta
sebua Batu Suci yang sangat besar yang dinamakan “Watu Malandongo”,
namun dengan segala gaib yang ada padanya, ternyata batu itu sulit
diangkat untuk di bawa pergi. Namun tiba-tiba sebuah gempa bumi yang
hebat membuat batu itu keluar dari tanah. Dengan tombak dan batu,
kemanakan Umbu Bobo keluar dari kesulitan itu, dengan melompat ke air di sawah
Waikelo, sebuah sumber air yang pantang kering. Sampai kini masyarakat Sumba
masih menceriterakan, bahwa batu yang suci itu kemudian terbawah sampai
sungai Polapare di wilayah Kodi, Sumba Barat (Stephanus Ozias
Fernandes, hal.126-127).
Pikiran Konklusif
Menempatkan NTT (simbol Nusa Tenggara) dan Maluku, sebagai
wilayah Sunda Kecil simbol Indonesia Timur di Asia Tenggara dalam
tautan mitos Ikan Penghancur dan Tombak Geografis sesungguhnya tersingkap
kisah Permusuhan Dua Bersaudara. Tercermati konflik kakak dengan adik
(permusuhan dua bersaudara) seperti kisah penghancuran benua Luondona-Wetrili
oleh Ikan Raksasa sebagai titisan nenek tua, karena membela si Adik. Begitupun
mitos Tombak sebagai senjata geografis, tersingkap Kulabob yang
berselisih dengan Manup saudaranya di Papua Nugini Utara. Mengakibatkan
Kulabob berlayar pergi meninggalkan adik ke arah Timur, menggunakan senjata
tombak sebagai pembajak lautan, sekaligus memisahkan daratan dan karang.
Dua mitos itu mengambarkan aroma perselisihan karena memperebutkan isteri dan
adanya perselingkuhan.
Seperti pada penghancuran benua Luondona-Wetrili oleh Ikan Raksasa, karena
kekalahan si adik dalam Kompetisi dengan kakak, berujung isterinya
direbut oleh Kakak. Maka Perselisihan Dua Bersaudara di Papua Nugini
Utara, terjadi karena aroma perselingkuhan Kulabob dengan Isteri
adiknya Manup. Akhirnya Kulabob bermigrasi, antara lain dalam
perjalanan ke Timur membelah Kepulauan Barrier Reef di Sek
dan Kranker mulai dari daratan Pupua Nugini bagian Utara
dengan tombaknya. Tindakan ini membentuk laguna dengan batu karang
besar di Madang dan Sek dengan deretan Kepulauan berkarang dan
berbagai jenis sungai menuju lautan. Kemudian berlayar lagi ke arah Tenggara
di sepanjang pantai Rai, dengan meninggalkan Kepulauan dan batu karang
yang baru dalam pelayarannya. Senjata geografis (Tombak), berkaitan
dengan nama Atuf yang berbahasa Austronesia yang dipuja di Tanimbar
(Maluku Tenggara) karena kepalawanannya membelah (memecah) lesser su... berlayar
dari Kalimantan dengan tombaknya sebagai bajak ke Timur menuju Matahari
terbit. Atuf dalam menggunakan tombaknya sebagai bajak itu, telah
memisakan deretan pulau Nusa Tenggara degan benua Sunda saman Es. Secara
geologi ini yang terjadi di Bali selama pasca banjir ES. Senjata
geografis tombak ditemukan pula di Seram dan Banda dalam
kisah banjir tentang Putri Boi Ratan (Oppenheimer hal.408-409 dan
hal. 706).
Walaupun di Pulau Sumba, kisah tentang Tombak Geografis ini dalam makna yang
sangat terbungkus tentang pemecahan benua dan permusuhan dua bersaudara. Namun
dapat tercermati terjadinya gempa bumi untuk dapat mendorong keluar batu
keramat dari tempatnya. Tersingkap pula permusuhan, terbungkus dalam kemarahan
Umbo Bobo terhadap Kemanakannya akibat hilangnya tombak keramat yang digunakan
menombak Babi mistis (Stephanus Ozias Fernandes, hal.126-127). Berikut
Pemecahan Benua melalui Tombak Geografis ini, sangat samar dikisahkan dalam
mitos Masan Wahane dan Peni Masan Dai, yang mempunyai cucu bernama Sira
Paji dan Sira Demon, sebagai anak dari Laga Doni dan Peni Masan.
Konflik kedua kakak beradik ini karena merebut air susu Ibu, saat Ibu
menyusui. Permusuhan ditingkatkan sewaktu mereka berdua dewasa, yakni
memperebutkan saudari kembar untuk dijadikan isteri. Sang Adik tidak
setuju, dengan mengusulkan sebaiknya masing-masing mengambil
seorang menjadi isteri. Namun karena tidak ada kesepakatan, membuat mereka
berdua berpisah. Sira Paji dengan segala turunan dikenal sebagai Ata Watan
(Manusia Pesisir), sedangkan Sira Demon dengan segala turunan digolongkan
sebagai Ata Kiwang (Manusia Pedalaman). Dalam kisah konflik (permusuhan)
dua bersaudara Paji dan Demon yang dikaji secara khusus oleh Pater Paul
Arndt, SVD di Kepulauan Solor, Nusa Tenggara Timur dalam Demon und Padzi,
Die Feindlichen Bruder Des Solor-Archipels, terpublikasi Athropos, Band
XXXlll, (1938), hal 1-58, diindonesiakan Demon dan Paji, Dua Bersaudara
yang Bermusuhan di Kepulauan Solor, (2002).
Tercermati dari mitos penghancuran benua melalui senjata geografis tombak
dan pengibasan ekor Ikan Raksasa, maka dapat terprediksi bagian
dari wilayah benua yang terhanyutkan itu mencakup Kepulauan Nusa Tenggara
dan Kepulauan Maluku, dengan berbagai kepingan Kepulauan di Lautan Pasifik
sekarang. Pulau Irian waktu itu masih melekat satu daratan dengan Benua
Australia. Apabila berbagai mitos penghanyutan benua itu ditempatkan dalam
Zaman Meozosoikum (saman kehidupan menengah) yang pernah menempatkan
India di Selatan Katulistiwa Arah Timur bersama Australia dan Antartika, tentu
dapat dipastikan India pada zaman itu termasuk dalam wilayah benua yang
hanyut itu (Atlantis).
Terpahami melalui Alan Woods dan Ted Grant yang
menjelaskan pemecahan Massa Benua Pangea (Zaman Paleozoikum, Zaman
hidup Tua) dalam Zaman Mesozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman
sekunder atau zaman hidup pertengahan berlangsung selama
kira-kira 140 juta tahun, antara 251 hingga 65 juta tahun yang lalu. Disebut
juga sebagai zaman reptil, karena reptil besar berkembang
dan menyebar ke seluruh dunia. Pemecahan awal (Pertama) Massa
Benua Pangea, menandai Zaman Mezosoikum sekitar 180 juta tahun
lalu. Pemecahan dalam Sumbu Timur dan Sumbu Barat, menempatkan Samudra
Letys yang membagi massa benua Pangea dalam wilayah Utara
yang disebut Laurasia, wilayah Selatan yang dikenal dengan
Gonwandaland. Kemudian Pemecahan Kedua Massa Benua
Pangea sekitar 120 juta tahun lalu wilayah Gonwanland (Selatan)
di Timur menjadi 3 bagian: India, Australia, Antartika.
Kemudian Pemecahan Ketiga, terjadi di akhir zaman mezosoikum sekitar 65
s/d 40 Juta tahun lalu, yakni pembelahan dari Utara ke Selatan. Samudra
Atlantik memecahi Amerika Utara dari Laurasia, memisahkan Amerika Selatan dari
Afrika. Menyebabkan India bergerak dari Selatan, naik menubruk Asia,
begitupun Afrika bergerak naik menubruk Eropa. Pemecahan Ketiga ini
mengakibatkan 2/3 dari semua spesies musnah saat itu
(hal.332).***
Dataran
Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor, 5 Agustus 2011
Tidak SukaSuka · · Bagikan
- Anda, Sony Tokan, Ola Lamapaha, Martin Langoday Martin, dan 33 orang lainnya menyukai ini.
·
Tammy Andreana Kilmas Terimakasih kaka Pino Rokan, tolong
sekarang PRAY FOR AMBON...!! Mencekam..
Minggu pukul 21:46 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Buat semua sahabat yang jempol,
Tammy Andreana Kilmas, Reinhardt Lamadua, Erna Huang, Iki Karnoto,Laskar
Pelangi, Rirrie Cah Xkudi Mawon, Camillia Brigitta Wida..tirms eee , TUHAN
berkati
Minggu pukul 21:50 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Ade Tammy Andreana Kilmas, ini catatan aku buat sudah bulan
lalu, hanya baru kasih keluar ini untuk sekalian memenuhi permintaanmu tentang
key itu, maluku tenggara
Minggu pukul 21:54 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Tammy Andreana Kilmas Kaka Pino Rokan.., limpah terimakasih, tetapi saat
ini aku belum sempat baca dengan sepenuh hati, masih mencarai perkembangan
informasi tentang Ambon yang mencekam. Besuk baru aku cermati catatn ini dan
aku print. malam bae Kupang.. God Bless
Minggu pukul 21:58 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Buat sahabat-sahabat Orhin Zahra,
Claudia Eva Liem, Nunung S Sutrisno,Laury Kenche, Martin Langoday Martin, trims eee jempol kalian, aku
tunggu komentar kalian. TUHAN berkati
Minggu pukul 22:34 · SukaTidak Suka
Pino Rokan Buat kawan-kawan: Sang Kusuma,
Yehuda Prakasa, Sogacs Cipinang, Indi Gerungan,Ola Lamapaha, , эфє дйдќќдмроёйб
яђёйќђдяйдѕї эфє, trims, TUHAN berkati
Senin pukul 8:44 · SukaTidak Suka
Goran Tokan Uraian yg syarat makna brow..Mhn
uraian ttg Gorom nini wanu tata nusi?....semoga....
Senin pukul 12:49 · SukaTidak Suka · 2 orangPino Rokan dan
Andreas Soge menyukai ini.
Andreas Soge Sudah lama tidak membaca catatan
Bung Pino dan ini kemunculan kembali catatan Bung Pino sejak kami dua
berdiskusi tgl 28 Agustus yang lalu.. terima kasih karen ternyata apa yang
diobrolkan sekarang sdh digoreskan dalam sebuah catatan dan buat saya sebuah keberuntungan
ditandai catatan ini..
Senin pukul 22:41 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Buat sahabat-sahabat:
Andreas Soge,
Mikha Ananta,
Ina Bunga Karangora,
Bébèç Thèdèvíl Swèétý,
... Budi Chua,
Yahya Bewox,
Mädöñå Sümbå-Aqüårius,
Sony Tokan,
trims atas singgah dan jempolLihat Selengkapnya
Andreas Soge,
Mikha Ananta,
Ina Bunga Karangora,
Bébèç Thèdèvíl Swèétý,
... Budi Chua,
Yahya Bewox,
Mädöñå Sümbå-Aqüårius,
Sony Tokan,
trims atas singgah dan jempolLihat Selengkapnya
Senin pukul 22:58 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Buat Naran Goran Tokan... tentang
"Gorom nini wanu tata nusi", go main denge mo marin nih. Ata mo tutu
esi, naran?
Senin pukul 23:01 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Untuk ama Andreas Soge...trims
apresiasimu. TUHAN berkati
Senin pukul 23:03 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Goran Tokan Bung Pino@Gorom itu disebut Goran
Tubir Tolu yg 'sarat makna'kmudian arti 'Gorom nini wanu tata nusi' adlah Gorom
kampung asal nenek moyang kita? Apa bung termasuk? Walaualam....
Senin pukul 23:38 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Senaren naran Goran Tokan...koda tou helon naran baru
ungkapkan itu, menggambarkan sejarah siklus peradaban dunia3: mencairnya es di
pegunungan himalaya, shingga terjadi migrasi, termasuk dari Gorom dan Seram,
seperti dituturkan orang-oran...g Lamalera yang terkutip dari Disertasi Goris
Keraf dalam CATATAN ini.
Ada Siklus Peradaban Dunia 1, di mana waktu Alam yang menguasai. Kemudia Siklus Peradaban 2, mulai manusia yang menguasai sampai bencana air bah nabi nuh 11.600 tahun lalu. Itu di Gorom, mereka tau asal-usul mereka dari sebuah gunung di Adonara. Mereka masih simpan kisah tentang Pohon di gunung itu (karo ua), yang dipotong untuk tiang layar perahu waktu mengungsi ke Gorom. Dan tunas kayu itu, masih ada di Ile Boleng. Ini bukti bahwa asal mereka dari Adonara.
Berikut pahlawan Patimura, dengan ciri Parang itu, parang Adonara. Dan suku Lamanepa telah menelusuri itu sebagai ujung tetesan darah leluhur mereka yang berawal dari Adonara.
Jadi ata Naran mede penuket. Lebih hakiki asal awal dari Adonara atau dari Gorom? Kalau menurut go asal awal dari Adonara mulai dari Siklus Peradaban Dunia 1 dan 2. Ada dalam penjelasan buku Arysio Santos, mengenai Siklus Peradaban Dunia 1, 2, 3.Lihat Selengkapnya
Ada Siklus Peradaban Dunia 1, di mana waktu Alam yang menguasai. Kemudia Siklus Peradaban 2, mulai manusia yang menguasai sampai bencana air bah nabi nuh 11.600 tahun lalu. Itu di Gorom, mereka tau asal-usul mereka dari sebuah gunung di Adonara. Mereka masih simpan kisah tentang Pohon di gunung itu (karo ua), yang dipotong untuk tiang layar perahu waktu mengungsi ke Gorom. Dan tunas kayu itu, masih ada di Ile Boleng. Ini bukti bahwa asal mereka dari Adonara.
Berikut pahlawan Patimura, dengan ciri Parang itu, parang Adonara. Dan suku Lamanepa telah menelusuri itu sebagai ujung tetesan darah leluhur mereka yang berawal dari Adonara.
Jadi ata Naran mede penuket. Lebih hakiki asal awal dari Adonara atau dari Gorom? Kalau menurut go asal awal dari Adonara mulai dari Siklus Peradaban Dunia 1 dan 2. Ada dalam penjelasan buku Arysio Santos, mengenai Siklus Peradaban Dunia 1, 2, 3.Lihat Selengkapnya
Senin pukul 23:59 · SukaTidak Suka · 2 orangMemuat...
Goran Tokan Bung Pino@mhn pertegas lg soal
'karo ua' atau 'karo au'? Karna ada tertulis d rmh tua 'Suku Seran Salaluka
Luwo Goran Lobi......' ? Sy mngambila ksimpulan brarti saat lewo sidak peak d
sluruh kep seram, kedua org bergelar 'Etar' kmbali k Adonara, krna mrka tau
asal usul awalx dr Adonara?
Kemarin jam 0:22 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Naran Goran Tokan...karo UA, biasa tumbuh di ile
boleng orang potong buat petenti pintu dan jendela itu. Waktu itu mereka potong
untuk tiang perahu layar karena bencana itu. Dan itu, tunas tumbuh baru masih
ada sekarng di ile boleng. Orang...-orang dari Seram=Gorom mampu melihat dengan
mata bathin mereka.
Kalau tertulis di rmh tua 'Suku Seran Salaluka Luwo Goran Lobi......' ? itu AU, itu soal masalah pengucapan bertukar tempat vokal, ...hal itu bisa dipahami dari llmu Kebahasaan (linguistik).
Naran murek-ka, mede penuket "Koten pana doan, ikung gawe lela", naku "nuan tou tetap bao balik nuku puken". Alih tetap nuan tou lewotanah maran, tetap bao balik nuku puken,... naran !!!Lihat Selengkapnya
Kalau tertulis di rmh tua 'Suku Seran Salaluka Luwo Goran Lobi......' ? itu AU, itu soal masalah pengucapan bertukar tempat vokal, ...hal itu bisa dipahami dari llmu Kebahasaan (linguistik).
Naran murek-ka, mede penuket "Koten pana doan, ikung gawe lela", naku "nuan tou tetap bao balik nuku puken". Alih tetap nuan tou lewotanah maran, tetap bao balik nuku puken,... naran !!!Lihat Selengkapnya
23 jam yang lalu · Tidak SukaSuka · 3 orangMemuat...
Goran Tokan Bung Pino@Dari mata batin sy yg
plng dlm sy ucapkan bnyak2 trimakasih bwtmu krna dg uraian ini sya skr sdh tau
siapa 'diri saya sbenarx'. Krna setiap manusia tdk mngtahui diri yg sbnarx
bagaikan perahu yg oleng dtengah lautan. Slm bwtmu n klga..
17 jam yang lalu · Tidak SukaSuka · 2 orangMemuat...
Naran Goran Tokan...selamat pagi !Senaren naran....
Onem menura-nura noon kelemu-kelemu helon patung lake-wae sering muncul di
Selatan Katulistiwa-Ufuk Timur-arah Tenggara: Pelangi !!! Pelangi itu
"busur" ALLAH dalam Kitab Kejadian (Genesis...: 9: 1-16) yang
diletakan di Awan sebagai janjinya kepada Nabi Nuh setelah banjir dasyat itu,
bahwa busur itu mengingatkanNYA untuk tidak boleh ada bencana dasyat gelobal
seperti itu lagi kepada Umat PilihanNYA.
Umat Pilihan itu dalam Keyakinan goen Naran: porosnya di Adonara (Poros Matahari) yang mencahayai semua Kepulauan Solor (CAHAYA MATAHARI), Solot (dari Alor sampai Labuah Bajo dalam teori Nusa Nipa, Pater Piet Petu; seluruh NUSA TENGGARA TIMUR dalam teori Hukum Adat Timor van Vollen Hoven; Seluruh Nusa Tenggara-Maluku dalam teori Trinitas Kepemimpinan Purba Indonesia Timur Van Wouden).
Maka itu Naran.... ADONARA itu Poros Matahari, Poros Benua Atlantis yang hilang. Kalau cermati dan pahami mitos penghayutan benua dalam CATATAN ini, maka BENUA yang hilang itu dulu SATU DARATAN (Massa Benua yang mencakup Nusa Tenggara- Maluku, Sulawesi, NTB (garis Walace Weber), ...kalau merujuk ke Dialog Plato maka tentu mencakup pula India Purba, Madagaskar (ke arah Barat), sedangkan ke arah Timur mencakup pula pulau-pulau pasifik yang tercecer itu (Semua ini kelak saya buktikan dalam teori Alfred Wegner tentang Lempeng Tektonik dan Penghayutan Benua.
Umat Pilihan ALLAH: Serang Gorang (Goran Tokan) posisi POROS (kepuhunen); Ile Jadi posisi Timur (Taran Neki), Sina-Jawa posisi Barat (Taran Wanan). Itu keyakinan saya dalam menata Alam Semesta dan Manusia ATLANTIS, oleh van Wouden membuktikan dalam Trinitas Kepemimpinan Purba Indonesia Timur di wilayah geografis Nusa Tenggara Timur- Maluku. LEWOTANAH: itu keyakinan ata Adonara- Ata Lamaholot, oleh fulsuf Plato menyebut sebagai TATA PERADABAN MAJU MASYARAKAT SIPIL yang menjadi IBU KANDUNG PERADABAN DUNIA. Dielaborasi oleh Arysio Santos dalam teori Atlantisnya itu dengan SALIB ATLANTIS. Salib Atlantis ini yang Replikanya dalam keyakinan Hindu berjaya sampai berakhir pada 3000 tahun lalu, sedangkan muncul menjadi SALIB KRISTUS pada 2000 tahun lalu di Timur Tengah. Sedangkan Cahaya Matahari (Solar:Solor) muncul di Mesir- Afrika (Dewa Ra), yang kemudian dikembangkan di Arab menjadi Bulan Bintang (Matahari Malam menurut Arysio Santos) Islam sekitar 1500 tahun lalu.
Naran Goran Tokan, alih mede penuket sambil menghirup kopi-susu pagi, mai-nah. Senaren Nawa! LEWOTANAH, ALLAH-TUHAN nohlo tite dore untuk hukut koda lewotanah-kirin tanah ekan, demi mengungkap tuntas KEILAHIAN ALLAH dalam rahasia alam dan misteri manusia masa lampau, kekinian dan akan datang. Amen !Lihat Selengkapnya
Umat Pilihan itu dalam Keyakinan goen Naran: porosnya di Adonara (Poros Matahari) yang mencahayai semua Kepulauan Solor (CAHAYA MATAHARI), Solot (dari Alor sampai Labuah Bajo dalam teori Nusa Nipa, Pater Piet Petu; seluruh NUSA TENGGARA TIMUR dalam teori Hukum Adat Timor van Vollen Hoven; Seluruh Nusa Tenggara-Maluku dalam teori Trinitas Kepemimpinan Purba Indonesia Timur Van Wouden).
Maka itu Naran.... ADONARA itu Poros Matahari, Poros Benua Atlantis yang hilang. Kalau cermati dan pahami mitos penghayutan benua dalam CATATAN ini, maka BENUA yang hilang itu dulu SATU DARATAN (Massa Benua yang mencakup Nusa Tenggara- Maluku, Sulawesi, NTB (garis Walace Weber), ...kalau merujuk ke Dialog Plato maka tentu mencakup pula India Purba, Madagaskar (ke arah Barat), sedangkan ke arah Timur mencakup pula pulau-pulau pasifik yang tercecer itu (Semua ini kelak saya buktikan dalam teori Alfred Wegner tentang Lempeng Tektonik dan Penghayutan Benua.
Umat Pilihan ALLAH: Serang Gorang (Goran Tokan) posisi POROS (kepuhunen); Ile Jadi posisi Timur (Taran Neki), Sina-Jawa posisi Barat (Taran Wanan). Itu keyakinan saya dalam menata Alam Semesta dan Manusia ATLANTIS, oleh van Wouden membuktikan dalam Trinitas Kepemimpinan Purba Indonesia Timur di wilayah geografis Nusa Tenggara Timur- Maluku. LEWOTANAH: itu keyakinan ata Adonara- Ata Lamaholot, oleh fulsuf Plato menyebut sebagai TATA PERADABAN MAJU MASYARAKAT SIPIL yang menjadi IBU KANDUNG PERADABAN DUNIA. Dielaborasi oleh Arysio Santos dalam teori Atlantisnya itu dengan SALIB ATLANTIS. Salib Atlantis ini yang Replikanya dalam keyakinan Hindu berjaya sampai berakhir pada 3000 tahun lalu, sedangkan muncul menjadi SALIB KRISTUS pada 2000 tahun lalu di Timur Tengah. Sedangkan Cahaya Matahari (Solar:Solor) muncul di Mesir- Afrika (Dewa Ra), yang kemudian dikembangkan di Arab menjadi Bulan Bintang (Matahari Malam menurut Arysio Santos) Islam sekitar 1500 tahun lalu.
Naran Goran Tokan, alih mede penuket sambil menghirup kopi-susu pagi, mai-nah. Senaren Nawa! LEWOTANAH, ALLAH-TUHAN nohlo tite dore untuk hukut koda lewotanah-kirin tanah ekan, demi mengungkap tuntas KEILAHIAN ALLAH dalam rahasia alam dan misteri manusia masa lampau, kekinian dan akan datang. Amen !Lihat Selengkapnya
16 jam yang lalu · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Goran Tokan Bung Pino@slamat pg jga, mureka iha
dhi mete dume kopi jahe buatan inabine rae lewohau nhi...mian noo wange ng go
gere behin se oring moen.GBu
14 jam yang lalu · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Kaka ari Goran Tokan...nuan tou go
kede denge nena moen, sms, naran ! Nah-ge go kian noh pia orin oepoi.
14 jam yang lalu · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Goran Tokan Bung Pino@kk ari tite prnh tobo
swktu go dr smarang keti nena bung Eurico Guteres.. Wktu nhe amane hudak, eh ta
nala maiko lali atadiken tou langu dahe inaboi. Ata amane peten sa na...
11 jam yang lalu · SukaTidak Suka
Pino Rokan Naran Goran Tokan, nahti nala go
gelupak dih...!! Gelupak sama sekali naran ! Jadi maksud naen bagaimana tentang
memori moen nih?
10 jam yang lalu · Suka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar