Oleh Chris Boro Tokan
![]() |
Dr. Chrispinus Boro Tokan |
Roger Scruton menarik
pelajaran sosial: “Para ahli bioekonomi menyatakan bahwa program pemerintah
yang memaksa individu untuk menjadi kurang kompetitif dan egois daripada apa
yang telah diprogramkan alam pada mereka secara genetik pastilah ditakdirkan
gagal. Hal ini cocok benar dengan kemunculan kembali determinisme genetik di
Amerika, dan bukti-bukti yang mereka ajukan bahwa orang kulit hitam lebih
rendah martabatnya daripada kulit putih, dan bahwa kelas pekerja lebih rendah
daripada kelas menengah dan kelas atas. Dukungan ilmiah untuk
kepalsuan-kepalsuan macam ini digunakan untuk menciptakan aura dari apa yang
disebut kehormatan dan obyektifitas” (Dalam Alan Woods dan Ted
Grant “Reason in Revolt: Revolusi Berpikir Dalam Ilmu
Pengetahuan Moderen”, 2006), hal 439-440.
Maka
itu Alan Woods dan Ted Grant menegaskan bahwa segala
hal di alam ini memiliki sebab dan akibat, di mana sebuah akibat pada
gilirannya menjadi sebab. Dawkins mencampuradukan determinisme dan
fatalisme: Satu organisme adalah alat bagi DNA. Determinisme genetik
memiliki satu makna mendasar, di mana gen dikatakan sebagai ‘menentukan’
sifat persis dari fenotip. Tidak ada keraguan bahwa gen memiliki dampak yang
kuat terhadap bentuk organisme, tetapi entitasnya akan secara menentukan
dipengaruhi oleh lingkungannya. Contohnya, jika dua kembar identik
ditempatkan pada dua lingkungan yang sama sekali berbeda, dua karakter yang
berbeda akan menjadi hasilnya” (hal. 443). Seperti ditandaskan oleh
Ashley Montague, bahwa bukan ‘gen kriminal ‘ yang membuat orang jadi
kriminal, tapi dalam sebagian besar kasus adalah ‘kondisi sosial yang kriminal’
(hal.442).
Tulisan ini hanya untuk menegaskan di mana wilayah sesungguhnya awal mula
ras, dan bagaimana terjadinya ras-ras serta kebenaran penyebarannya. Karena
ada pendapat bahwa awal mula manusia dari Afrika, bahkan ada yang
menegaskan dari Mesir. Namun ada pendapat yang mengatakan ras bermula dari
Eropa (ras putih), serta juga pendapat lain menegaskan di Timur Terjauh dan
Barat Terjauh, yakni Indonesia. Dengan demikian maksud tulisan ini jauh dari
keinginan untuk menonjolkan keunggulan sebuah ras, melainkan menempatkan
ras-ras dalam prosesnya melalui telaah berbagai pendapat, telah
membuktikan menyatunya Langit dan Bumi (ReraWulan-TanahEkan
menurut Koda Lamaholot) sebagai awal kehidupan dan makhluk hidup,
termasuk manusia dalam ras-ras.
Ras Putih,
Kuning, Hitam dan Penyebaran dalam telusuran N. Daljoeni
Adalah Drs. N. Daljoeni mengungkap dalam karyanya “RAS-RAS UMAT
MANUSIA (Biogeografis, Kulturhistoris, Sosiopolitis)”, 1991 hal.10-11 :
“Peta persebaran ras-ras utama manusia (ras putih, ras kuning, dan
ras hitam) menghuni wilayah-wilayah daratan yang mengelilingi suatu lautan
tertentu. Bangsa-bangsa yang tergolong ras putih meskipun asalnya dari suatu
pusat di Asia, mendiami wilayah di sekeliling Laut Tengah. Rangkaian
penemuan benua baru menyebarkan mereka ke benua Amerika, Australia, dan ujung
Selatan benua Afrika. Sedangkan bangsa-bangsa ras kuning mengelilingi
Lautan Pasifik dengan pengertian bahwa bangsa Indian yang tersebar di Amerika
Utara, Tengah dan Selatan sebagai ras merah merupakan cabang dari ras kuning.
Demikian pula bangsa-bangsa Melayu termasuk Indonesia yang tergolong ras coklat
dan menghuni pinggiran Lautan Pasifik Barat Daya. Kemudian bangsa ras hitam
tempat tinggal mereka mengelilingi Lautan Hindia. Tersebar dari benua Afrika
melalui Hadramaut (Arab Selatan), anak benua India (bangsa Wedda), kemudian
suku-suku hitam yang terpencil di Nusantara, Irian Jaya, Benua Australia (aborigin).
Bahwa ada bangsa Negro terpencil di Amerika Serikat, akibat perbudakan
dan perdagangan orang hitam dari benua Afrika”.
Ras serta seluk-beluknya sudah dikenal sejak jauh di masa lampau, tetapi
penjelasan sekedar berdasarkan dongeng-dongeng belaka. Orang Eropa membayangkan
ras-ras manusia yang berada di benua-benua lain sebagai manusia kanibal
dan berambut krinting dan berkulit serba gelap. Sebenarnya ras di luar Eropa
baru diperhatikan mulai abad ke 15 atau ke 17 waktu manusia Barat mengeksplorasi
kawasan-kawasan asing yang terpencil, termasuk bumi Indonesia. Dari para
penjelajah mereka terima berbagai ceritra tentang kehidupan bangsa-bangsa aneh
yang diduga bukan keturunan dari Adam dan Hawa penghuni firdaus menurut
Alkitab. Dari penjelasan berasal teori Darwin, orang Barat meragukan adakah
ras-ras asing yang dijumpai di benua jauh itu juga masih keturunan dari nabi
Nuh; jadi bukan anak cucu dari para patriarkh Jafet, Sem dan Kham. Semula
mereka yakin bahwa ras putih itu keturunan Jafet, ras hitam keturunan Kham.
Adapun bangsa-bangsa Yahudi dan Arab ditambah bangsa-bangsa tetangganya di
Timur Tengah itu keturunan Sem; dari situ muncul sebutan kaum Semit dan
semitisme (Hal. 19-21).
Dalam suasana yang kalut dan tak menentu tentang asal usul ras, di Jerman
dikembangkan mitos Aria; bangsa Aria yang berasal dari Parsi dan berkulit putih
itu disebut ras Aria; sebagian dari mereka ini boyong ke lembah sungai Indus
dan bahasa mereka itu Sansekerta, sedang sisanya boyong ke Eropa negeri Jerman
sekarang. Di samping itu di dunia Barat orang meragukan pula siapa sebenarnya
homo sapiens itu. Adakah itu species baru ataukah kelanjutan dari homo
Neanderthalensis? Di samping itu dipertanyakan, benarkah mereka itu yang
mendapat kemajuan melalui evolusi jasmani dan peradaban? (Hal. 21).
Adapun Carlton S. Coon memerinci homo sapiens atas 6 (enam)
kelompok ras primer: a). Ras Kaukasid (putih); termasuk di dalamnya
bangsa Eropa dan bangsa-bangsa keturunan Eropa (di benua Amerika, Australia dan
Afrika Selatan), bangsa Arab dan Hindustan (terutama Pakistan). b). Ras
Mongolid (kuning): bangsa Mongol (yakni Cina, Korea, Jepang), jika diperluas
lagi mencakup pula bangsa Indian yang berkulit merah (di benua Amerika). c).
Ras Negrid (hitam): bangsa Negro di Afrika dan Amerika. d). Ras Australid
(hitam): penduduk pribumi (Aborigin) di benua Australia. e). Ras Kapid (coklat
kekuning-kuningan), misalnya bangsa Bushmen dan Hottentot di Afrika. f).
Ras Bangsa Pygmi (kerdil) serta Negrito dan Negrillos yang tersebar di
mana-mana (hal. 25-27).
Bagi Coon, bangsa Indonesia dan Polinesia yang warna kulitnya
coklat tidak dikelompokan dalam sebuah ras, namun dimasukan dalam ras Mongoloid
namun sebutan jelasnya Paleomongolid, karena mereka itu merupakan hasil pencampuran
antara ras mongolid dan bangsa Weddid yang hitam. Bahkan menurut Howells
bangsa Indonesia dan polinesia itu mewujudkan keturunan dari tiga ras utama,
yaitu kuning, putih dan hitam. Ada sebagian
dari ras putih yang dari tempat induknya itu di Iran (gurun stepa) pindah
ke Timur, lainnya ke Selatan (India) dan sisanya ke Barat untuk
menurunkan bangsa Eropa. Perpindahan ke Timur, ada cabangnya yang mencapai
pulau Jepang sehingga melahirkan bangsa Ainu; adapun yang berbelok ke Selatan
dalam pengungsian itu bercampur darah dengan bangsa-bangsa keturunan ras
kuning dan hitam di Asia Tenggara bagian daratan. Mereka menciptakan bersama
ras berkulit sawo matang, coklat atau kuning langsat (hal. 27-28).
Ras Merah
dan Putih serta Penyebaran menurut Arysio Santos
Sedangkan Arysio Santos menegaskan dalam bukunya "ATLANTIS The
Lost Continent Finally Found", The Devinitive Localization of
Plato's Lost Civilization (2005), diIndonesiakan menambah
subjudul: INDONESIA TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABAN DUNIA (2009), bhw
bangsa Indonesia merupakan induk peradaban dunia, serentak dengan itu menjadi
sumber asal segala ras di muka bumi. Indonesia disebut juga sebagai sebutan
“Pulau Putih”, sebutan surga yang sebenarnya dalam beberapa tradisi kuno.
Sebutan ini berhubungan dengan Sveta-dvipa atau Saka-Dvipa, “Pulau Putih”
Surgawi dalam tradisi-tradisi hindu. Di sana, di “Pulau Putih” itu, ras-ras
berkulit putih (Saka) berasal pada permulaan saman. Orang-orang Saka ini juga
dikenal sebagai bangsa Yava atau Yavanas (Bangsa Berkulit Putih). Orang-orang
Yava sama dengan orang-orang Ionia (atau yang disebut Homer sebagai orang-orang
Iaro atau Iarone). Nama ini, berkemungkinan berarti orang-orang Jawa (Javana),
sebenarnya berasal dari pulau Jawa (Jawa), salah satu pulau besar di Indonesia
(Hal. 29).
Nama mereka lainnya adalah bangsa “Ethiopia”. Sebutan bangsa “Ethiopia”
ditafsirkan secara jenaka oleh orang-orang Yunani Kuno sebagai “bangsa dengan
wajah terbakar”. Tetapi makna yang sebenarnya adalah “dimurnikan oleh api”,
seperti ditafsirkan dalam naskah-naskah suci Hindu Kuno tentang agnishvattha
yang berarti dimurnikan atau disucikan oleh api. Etnonim ini biasanya
diperuntukan bagi orang Barbar dan Libia-Funisia dari Afrika Utara.
Tetapi, sebutan ini digunakan juga untuk menyebut ras-ras Timur Jauh
(Indonesia) yang berkulit merah dan putih lainnya, terutama orang-orang
Tocharia bangsa Kuno yang mendiami Tarim Basim di Asia Tengah. Mereka tinggal
sepanjang Jalur Sutra dan telah melakukan kontak dengan bangsa Cina, Persia,
India, dan Turki. Penyebutan pertama tentang bangsa ini muncul pada abad
pertama SM ketika Strabo menyatakan bahwa bangsa Tocharia bersama bangsa Assi,
Passi, dan Sacarauli ambil bagian dalam penghancuran kerajaan Bactria-Yunani
pada paruh kedua abad ke-2 SM (hal. 29-30).
Homer menunjuk kepada “orang-orang Ethiopia yang saleh,
sebagian tinggal di Timur Jauh, tempat matahari bersinar, dan sebagian lagi di
Barat Jauh, tempat matahari terbenam”. Orang-orang Timur ini adalah “orang-orang
Cina berambut pirang” yang disebutkan Pliny dan Solinus, “orang-orang Ethiopia
Berumur Panjang” yang dinyatakan Herodotus, dan lain sebagainya. Menurut
istilah sebenarnya, orang-orang Ethiopia ini dapat disamakan dengan orang-orang
Tocharia, orang-orang Avar, orang-orang Saka, orang-orang Hephthalite, dan
“orang-orang Hun Berkulit Putih” lainnya. Dibandingkan dengan “bangsa berkulit
putih” (Arya), bangsa Ethiopia Berkulit Putih ini sebenarnya adalah orang-orang
Chamite. Artinya, mereka sebenarnya “bangsa berkulit merah” ketimbang “bangsa
berkulit putih” yang sesunggguhnya. Dalam terminologi Hindu, mereka dapat
disamakan dengan bangsa Dravida, bukan bangsa Arya. Orang-orang dari
Timur Jauh ini merupakan bagian dari Orang-orang Laut yang menyerbu
dan kemudian berdiam di wilayah Eropa ( seperti orang-orang
Yunani,
Etrusca, Libia, dsbnya), hal. 30.
Bangsa Dravida, bahkan hingga saat ini, berkulit merah sebagaimana
warna asli mereka (dalam bahasa Sansekerta, varna=”kasta, warna”),
sedangkan bangsa Arya berkulit putih. Kulit gelap pada sebagian besar orang
Dravida yang sekarang ini disebabkan oleh percampuran rasial dengan
bangsa-bangsa melanoid setempat (bangsa Munda, Negro, Melanesia, Australoid).
Hal yang kurang lebih sama dialami juga, kecuali itu terjadi sebaliknya
oleh orang-orang Arya. Mereka bercampur dengan bangsa-bangsa Alpine Eropa dan
Timur Dekat setempat yang berkulit terang dan dengan sendirinya warna kulit
mereka menjadi lebih terang. Dengan cara yang sama, orang-orang Dravida Chamite
asli yang “berkulit merah” dari Atlantis melahirkan bangsa-bangsa India Utara
yang berkulit melanoid dan bangsa-bangsa Eropa dan Levant yang berkulit
putih-terang (hal. 30-31).
Mitos
Ras Dravida dan Ras Arya: Ras Merah dan Ras Putih di Wilayah Atlantis yang
Hilang !
Dalam penelusuran ras putih di Jerman dikembangkan mitos
Aria; bangsa Aria yang berasal dari Parsi dan berkulit putih itu disebut ras
Aria. Sedangkan ras merah orang Indian, sesungguhnya orang-orang Chamite asli
yang berkulit merah dari Atlantis karena faktor alam berkulit melanoid di India
Utara dan bangsa-bangsa Eropa dan Levant yang berkulit putih terang. Berkembang
ke Timur Tengah menjadi bangsa Yahudi dalam mitos Dravida. Pengetahuan umum
mencatat dalam sejarah kehidupan persaingan ras dravida (merah) dan ras arya
(putih) dalam kisah mahabrata dan ramayana, terformat dalam ras jerman
(nordik) berusaha melenyapkan ras yahudi dalam kekejaman rejim Hitler. Namun
sesungguhnya dari satu ras awal merah yang bermula dari Atlantis yang hilang:
Indonesia.
Faktor alam (langit dan bumi), membuat warna dasar ras merah
berubah menjadi hitam, coklat, kuning, putih. Hukum Bergman
menyatakan bahwa semakin panas wilayah geografisnya, semakin kecil bentuk
ras-ras dari suatu species; sebaliknya diwilayah geografis yang lebih dingin di
sana ras-ras yang ada lebih besar ukuran tubuhnya. Kemudian hukum Gloger
menyatakan bahwa hadirnya melanin di wilayah yang beriklim panas adalah yang
terbesar; adapun phaemelanin yang kemerah-merahan dan kuning kecoklat-coklatan terdapat
di wilayah arid (kering) sedang di situ eumelanin yang kehitam-hitaman paling
langka. Hukumnya adalah bahwa semakin dingin iklim wilayah, semakin berkurang
phaeomelanin dan di wilayah yang iklimnya ekstrim dingin, phaeomelanin habis
sehingga nampak keputih-putihan cocok dengan warna alam kutub bumi. ( N.
Daldjoeni, Hal. 67-69).
Bertolak dari Dialektika Langit
dengan Bumi, sangat berhubungan dengan komposisi awal lingkungan
dengan atmosfir bumi. Terbentuklah Sel Hidup jantan (laki-laki)
dengan betina (Perempuan): Horisontal, cikal bakal kehidupan Fauna dan
Flora. Kelak sebagai simbol Manusia (Laki-Laki dan Perempuan:
Horisontal) Pertama yang diciptakan ALLAH sesuai citra-NYA.
Teryakini, teramati, terpahami, termengerti, termaklumi semuanya
dalam Dialektik-Integralistik-Sinergik hidup dan kehidupan: SALIB,
bertaut (cross) Vertikal dengan Horisontal.
Alan Woods dan Ted Grant menyatakan bahwa: Gas-gas
vulkanik yang terbentuk dalam atmosfir purba pastilah mengandung air, bersama
metana dan amonia, orang menduga bahwa gas-gas ini dilepaskan dari dalam bumi.
Akhirnya gas-gas ini menjenuhkan atmosfir dan menghasilkan hujan. Dengan
mendinginnya permukaan bumi, danau-danau dan lautan mulai terbentuk. Orang kini
percaya bahwa lautan purba ini mengandung semacam “Sup” pre-biotik
(pendahulu kehidupan), di mana unsur-unsur kimia yang ada, di bawah
hantaman sinar ultraviolet dari matahari, bersintesa untuk menghasilkan
senyawa-senyawa nitrogen-organik yang kompleks seperti asam amino. Efek dari
ultraviolet ini dimungkinkan oleh ketiadaan ozon di atmosfir
(hal.309).
Merujuk kepada awal kehidupan sebagai menyatu Langit dan Bumi (Rera-Wulan
dengan Tanah-Ekan), terpahami dan teramati dalam “Sup” pre-biotik
purba (pendahulu kehidupan purba), yakni menyatunya sinar mentari
menembuskan cahaya ke dalam lautan purba samudra Pasifik (menyatu
empat sungai surga) membentuk sel kehidupan. Bandingkan dengan Arysio
Santos menandaskan Ular Ouroboros dalam keyakinan Hindu
berpadanan dengan Samudra, Lautan, sebenarnya berarti ”yang
melingkungi”, seperti juga kata ”Ocean (Samudra)” itu sendiri (hal.
342).
Gagasan tentang “yang melingkungi” ini menurut Arysio Santos seperti
tepatnya apa yang Plato maksudkan tentang laut atlantisnya sebagai
samudra sesungguhnya (alethinos pontos) yang melingkungi dunia, yakni
samudra Atlantik yang sesungguhnya Lautan Pasifik itu sendiri
(hal. 342). Samudra Pasifik merupakan samudra utama yang membagi ke Barat
(lautan Atlantik) dan ke timur (lautan Hindia). Simbol Atlantis: MATAHARI,
Bintang Laut sebagai simbol Matahari di bawah laut (malam hari). Simbol
Atlantis yang hilang tenggelam, tersembunyi di bawah laut (hal. 265-278).
Jejak arti Ular sebagai Matahari, bisa ditemukan dalam kata
”Nipon” (Jepang) yang berarti ”Matahari Terbit”. Dengan demikian
dalam Koda Lamaholot ditemukan oleh Petu Sareng Orin Bao
alias Pater Piet Petu, SVD (almarhum) yang menyebut nama purba pulau
Flores adalah Nusa Nipa dalam bukunya: “NUSA NIPA WARISAN PURBA”
(1969) sebagai ”heliocentris”: ”Koten rae lera matan, ikung
lau lera helut”= Konsep tentang Asal muncul (matahari terbit atau mata air)
dan Akhir singgah (terbenamnya matahari atau tujuan akhir mengalirnya air
sungai). ”Koten pana doan, ikung gawe lela”= sebuah ungkapan simbolis
dari gerak muncul dan menghilangnya matahari”. Dengan demikian sesungguhnya
nama purba yang lain dari Pulau Flores selain Nusa Nipa, Nusa Ular adalah Nusa
Matahari (Matahari Salib Kehidupan) nama yang terpurba.
Matahari Salib: Matahari Salib Utama, Matahari
Salib Kehidupan (Empat Sungai Surga), Awal Kehidupan
berdialektik-integralistik-sinergik dapat tertelusuri dalam pandangan Katastrophis,
yangsecara geologis memetakan tahapan perkembangan kosmis (Langit dan
Bumi). Tahapan prasejarah, sesungguhnya bermula saat terbentuknya alam
semesta dengan segala isinya, berdinamika (dialektika) Langit (Matahari
Salib Utama) dan Bumi (Matahari Salib Kehidupan: Empat Sungai
Surga) menyatu (integralistik) secara Vertikal : awal mula
Peradaban, menghasilkan (mensinergikan) Awal Kehidupan
di muka bumi. Mengawali segala makhluk hidup berujung penciptaan manusia.
Terpetakan tahapan perkembangan: Arkaezoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum
! Di saman Neozoikum kuartier merupakan awal keberadaan manusia, Laki-laki dan
Perempuan (homo sapiens) secara Horisontal: awal mula Kebudayaan,
dalam dialektika dengan langit (Matahari) dan Bumi (Flora-Fauna, Laut, Air,
Daratan) secara Vertikal: awal mula Peradaban, terbentuklah warna
kulit manusia (ras) awal merah di Timur Terjauh dan Barat Terjauh:
Indonesia.***
Dataran
Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor, 7 Juni 2011.
- Lala Dasi, Ronald Raya, Bernadus Gana dan 34 lainnya menyukai ini.
·
Pino Rokan untuk kawan2 semua... CATATAN ini
sengaja saya lepas...untuk menjadi diskusi teman2ku semua selama seminggu ini.
Karena saya berangkat ke ADONAI (ADONARA), ada urusan yang mungkin menyita
waktu dan kesempatanku selama seminggu. Minggu depan pasti saya hadir di alam
maya ini untuk menjawab dan berdiskusi dengan teman-temanku semuanya...!
07 Juni jam 8:48 · SukaTidak Suka · 2 orangMemuat...
Pino Rokan Bio Tipoet SlamanyaBersama , trims
yaa atas jempolmu. Orang pertama yang singgah di catatan ini. Ooh Aray Dacosta
juga... trims... selamat yaaa, aku pamit..nanti jumpah minggu depan
Awan Land Sky Salam saudara ku; ada banyak
kekosongan sejarah pada periode nabi sejak adam dan hawa dlm versi agama
samawi, disitulah yg harus kita ambil hikmahnya sebab sang pencipta mempunyai
rencanannya sendiri seiring ruang dan waktu secara perlahan akan tersibak.
07 Juni jam 10:02 · SukaTidak Suka · 1 orangPino Rokan
menyukai ini.
Catatan yang menggugah (Notes that inspires)
nubariku,tuk terus dan terus ingin tahu,walau kemampuan logikaku sangat berat
untuk mengurai catatan Om Pino (maaf Pa,tp rasanya panggilan ini lebih manis
buatku).Terimakasih dan apresiasi kuucap...kan buat 2 catatan om Pino yg telah
menggugahku,sampai aq hrs mencari buku Atlantis by Prof.Arysio Santos....kami
tunggu catatan berikutx....dan selamt berlayar ke pulau Kelake Ado Pehan-Kwae
Sode Bolen....salam Lewotanah.Lihat Selengkapnya
07 Juni jam 23:53 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Tammy Andreana Kilmas Kaka Pino, ade membaca ini sama
dengan Kaka Albina, harus mikir dulu, he..he. Trus itu ada tanggal 7 Juli
2011.. What? When..?
makasih kaka,--
makasih kaka,--
13 Juni jam 21:59 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Saudaraku Joni Adi
Setiawan...selamat malam, .. dan jumpa kembali...trims atas apresiasi.
Sependapat...senantiasa tersibak misteri keilahian Sang Kuasa pada
waktunya...khususnya awal mula peradaban dengan awal mula kebudayaan
13 Juni jam 22:49 · SukaTidak Suka
Pino Rokan Ina Albina Perada
Lamabelawa...dalam keingintahuan yang serius...kelak akan memahami. Apalagi
telah memiliki buku Arysio Santos...dibantu dengan semua CATATAN yang telah
saya tuliskan...tentu pelan-pelan menjawab keilahian Sang Kuasa tentang Awal
Mula Peradaban dan Awal Mula Kebudaaan (Kitab Genesis)
13 Juni jam 22:59 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Saudariku Tammy Andreana Kilmas
...aaiiihh...sewaktu pekan lalu tergesa-gesa ke Adonara, ... akhirnya
sesungguhnya bulan Juni...bukan bulan juli itu...sudah saya sunting. Mudah2an
nanti juga memahami...bahwa ini sesungguhnya CATATAN sebagai sambungan dari
semua CATATAN terdahulu untuk menyusuri keilahian Sang Kuasa di awal Peradaban
(vertikal) yang bertautan awal Kebudayaan (Horisontal): SALIB (salib atlantis)
13 Juni jam 23:09 · SukaTidak Suka · 2 orangMemuat...
Pino Rokan Buat semua yang beri jempol...trims
13 Juni jam 23:13 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
13 Juni jam 23:55 · SukaTidak Suka
Pino Rokan Buat Ima Chiicutes...trims atas
singgahmu di catatan ini...aku baru add kamu..TUHAN berkati
14 Juni jam 7:50 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Ina Bunga Karangora ma ksh pak pino....tulisan yg sgt
bagus utk dinikmati,dipelajari dn dimaknai utk sy yg agak lemot
nih...hehehhe...tks bnyk ya pak krn sdh tag tulisan ini utk sy jg...Gbu dn
sukses sllu dlm karyamu yg lainnya...
14 Juni jam 10:26 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Ha..ha..ha Ina Bunga Karangora...agak lemot
bagaiamana..he.he.he..! Ini rupanya idem dengan Ina Albina Perada Lamabelawa,
dan sdri Tammy Andreana Kilmas...Sebenarnya CATATAN ini untuk memancing
kesadaran tentang awal mula Peradaban dan Kebu...dayaan (Kitab Kejadian/Genesis
itu Fakta Empirik di Indonesia, ...seperti yang ada dalam spirit CATATAN yang
lain (Catatan2 terdahuluku). Hal ini dibuktikan oleh Arysio Santos dalam
bukunya "ATLANTIS The Lost Continent Finally Found", The Devinitive
Localization of Plato's Lost Civilization (2005), diIndonesiakan menambah
subjudul: INDONESIA TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABAN DUNIA (2009). Begitupun
Stpehen Oppenheinmer dalam bukunya Eden is The East (1998) di Indonesiakan
(2010).Lihat Selengkapnya
14 Juni jam 10:59 · SukaTidak Suka · 2 orangIna Bunga
Karangora dan Albina Perada Benga Ina menyukai ini.
Orhin Zahra mksh'bang tagx
ade ganti nma bang'''sebel ada yg ngacak"orhin khoirun nisa"
ade ganti nma bang'''sebel ada yg ngacak"orhin khoirun nisa"
14 Juni jam 11:29 · SukaTidak Suka
Pino Rokan Itu tadi...terkejut juga ada nama
baru Inong Izoet...tapi tidak apa2...terpenting tidak diculik toh..ha..ha..ha.
trims atas infomu ade !
14 Juni jam 11:50 · SukaTidak Suka
Fatimah Sose Sinha ni..gmana kabar hamdan even...????
14 Juni jam 12:45 · SukaTidak Suka · 1 orangPino Rokan menyukai
ini.
Pino Rokan Aaaaiiih Salam Kenal Ibu Fatimah
Sose Sinha, Trims sudah singgah di CATATAN ini...Sinha-ke....! Tapi memoriku
agak lupa ini dengan hamdan eeh?
14 Juni jam 13:45 · SukaTidak Suka
Moe 'Mea' no mo paiko...
Klo Moe 'Mea' no moe maju.
Klo 'Mea' no ake pelae...
Kata 'Mea' adalah keberanian. sering di sebut bagi para 'pemberani'.
... Apakah merah adalah awal?? sehingga sulit dikalahkan oleh siapapun??? Apakah merah adalah sulung sehingga dia menjadi begitu berani??
Coba ditelusuri dari sisi warna, memang masuk diakal. Warna merah yang kena panas akan lama kelamaan menjadi hitam. buah yang berwarna merah lama kelamaan menjadi hitam.
Sedangkan warna merah yang berada pada suhu dingin kelihatan pudar dan lama kelamaan memutih.Lihat Selengkapnya
Klo Moe 'Mea' no moe maju.
Klo 'Mea' no ake pelae...
Kata 'Mea' adalah keberanian. sering di sebut bagi para 'pemberani'.
... Apakah merah adalah awal?? sehingga sulit dikalahkan oleh siapapun??? Apakah merah adalah sulung sehingga dia menjadi begitu berani??
Coba ditelusuri dari sisi warna, memang masuk diakal. Warna merah yang kena panas akan lama kelamaan menjadi hitam. buah yang berwarna merah lama kelamaan menjadi hitam.
Sedangkan warna merah yang berada pada suhu dingin kelihatan pudar dan lama kelamaan memutih.Lihat Selengkapnya
14 Juni jam 15:05 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Arin Ronald Raya Todo Boly....melalui pengalaman
empirik sebagai ata Lamaholot, khusus ata Adonara seperti mo buka paken itu ...
tentu terhayati dan teryakini ras manusia awal merah. Ditelusuri secara cermat
dan dikaji dalam bukunnya "ATLAN...TIS The Lost Continent Finally
Found", The Devinitive Localization of Plato's Lost Civilization (2005),
diIndonesiakan menambah subjudul: INDONESIA TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABAN
DUNIA (2009), seperti ada beberapa bagian yang terujuk dalam CATATAN ini.
Catatan ini untuk meneguhkan apa yang ditandaskan arysio santos, namun awal mula di POROS (Maluku,Sulawesi, NTB,NTB), sedangkan di Jawa, Kalimantan,Bali, Sumatra menyatu ASIA itu Kanan (taran wanan) BARAT, dalam dunia purba itu merah menjadi PUTIH. Sedangkan di Irian, Kep Aru, Australia itu Kiri (taran neki) KIRI, dunia purba itu merah menjadi HITAM.
Dalam perkembangan di Poros itu menjadi kecoklatan dansedikit Kuning, karena dialektika ras dasar Merah dengan Matahari dan Bumi. Walaupun tetap ada tersisa ras merah seperti asli Indian. Sedangkan di Adonara, pada suku Bahy di Lewo Hinga itu, turunan perempuan mereka yang dinikahi oleh laki2 dari suku lain selalu ada anak yang berkulit PUTIH seperti orang Barat. Dalam pencermatan di Desa Wato One dulu ada satu yang berwarna kulit merah, mudah2an sekarang belum meninggal. Mungkin juga ada di desa lain di Adonara atau di wilayah Lamaholot pada umumnya tentang rasa Merah dan Putih.Lihat Selengkapnya
Catatan ini untuk meneguhkan apa yang ditandaskan arysio santos, namun awal mula di POROS (Maluku,Sulawesi, NTB,NTB), sedangkan di Jawa, Kalimantan,Bali, Sumatra menyatu ASIA itu Kanan (taran wanan) BARAT, dalam dunia purba itu merah menjadi PUTIH. Sedangkan di Irian, Kep Aru, Australia itu Kiri (taran neki) KIRI, dunia purba itu merah menjadi HITAM.
Dalam perkembangan di Poros itu menjadi kecoklatan dansedikit Kuning, karena dialektika ras dasar Merah dengan Matahari dan Bumi. Walaupun tetap ada tersisa ras merah seperti asli Indian. Sedangkan di Adonara, pada suku Bahy di Lewo Hinga itu, turunan perempuan mereka yang dinikahi oleh laki2 dari suku lain selalu ada anak yang berkulit PUTIH seperti orang Barat. Dalam pencermatan di Desa Wato One dulu ada satu yang berwarna kulit merah, mudah2an sekarang belum meninggal. Mungkin juga ada di desa lain di Adonara atau di wilayah Lamaholot pada umumnya tentang rasa Merah dan Putih.Lihat Selengkapnya
14 Juni jam 15:55 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Lala Dasi merah pemerani...putih suci...hitam
adalah abadi.....
15 Juni jam 11:13 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Amen...mama Putra Fajar
15 Juni jam 12:54 · SukaTidak Suka
Orhin Zahra Hahahaha...
Ach abng Pino ini siapa jg yg mu nyulik orang jelek..hehehe
sama_sama bang
mksh bwt catatan"nya yg hebat..tp bnr kta kak bunga ban9'aku pun lemot harus bbrapa x baca bru msk d otak itu pun harus pelan"jd bth wktu yg sngt lma untuk memahami sesuatu...hehehehe jd malu..^_^
Ach abng Pino ini siapa jg yg mu nyulik orang jelek..hehehe
sama_sama bang
mksh bwt catatan"nya yg hebat..tp bnr kta kak bunga ban9'aku pun lemot harus bbrapa x baca bru msk d otak itu pun harus pelan"jd bth wktu yg sngt lma untuk memahami sesuatu...hehehehe jd malu..^_^
17 Juni jam 16:04 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Dewi Bunga Kreatif...bermakna..menunjukkan
sejak
Jaman dahulu mencari asal muasal...
Jawaban secara pasti dan hakkulyakin pilihan dan
Yg sehati juga pilihan...maaf ikut baca tks salam
Jaman dahulu mencari asal muasal...
Jawaban secara pasti dan hakkulyakin pilihan dan
Yg sehati juga pilihan...maaf ikut baca tks salam
17 Juni jam 18:03 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan aaah adeku Ohrin KN (Inong
Izoet)...aku suka kejujuranmu itu...jadi kenapa musti malu? biasa lagi ...
untuk setiap insan yang sesungguhnya menyadari ketidaksempurnaan,...sehingga
berbagi dengan sesama..,eehheemm !
17 Juni jam 22:42 · SukaTidak Suka · 1 orangMemuat...
Pino Rokan Whuuuyyyy...Dewi Bunga...,aku baru
add untukmu ! Sungguhkah kamu hakkulyakin pilihan ...kita sehati untuk menunjuk
asal muasal peradaban dan kebudayaan itu di Indonesia?!...yaah aku suka itu!
Aku senang Dewi telah singgah di CATATAN ini...,dan apresiasimu itu...trims
17 Juni jam 22:50 · SukaTidak Suka · 1 orangOrhin Zahra
menyukai ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar